Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

December 8, 2022

2 Tahun Menikah Namun Masih Perawan — Buku Bercerita, Adi W Gunawan

BUKU BERCERITA (12)
“The Miracle of Mind Body Medicine”
~Adi W Gunawan
—–kurang dari 7 menit untuk selesai membacanya—-

MENIKAH 2 TAHUN NAMUN MASIH PERAWAN

Buku ini saya beli pada 30 September 2012 di Gramedia Graha Cijantung, Jakarta. Harga buku ini saat dibeli adalah Rp 165.000. Buku ini tidak saya beli dengan lembaran uang, namun dengan menukarkan voucher Gramedia (250 ribu) yang saya dapatkan dari lomba menulis yang diadakan Gramedia beberapa bulan sebelumnya.

Gambaran besar tentang buku ini membahas perihal pikiran, emosi, stres, dan dampaknya terhadap tubuh. Jika diwakilkan dengan kalimat yang lebih singkat buku ini tentang PENYAKIT PSIKOSOMATIS, sakit yang disebabkan oleh faktor psikis. Di awal-awal buku ini juga tertulis kutipan dari The American College of Family Physicians yang memperkirakan bahwa 90% penyakit disebabkan oleh faktor psikis, bukan organis.

Di salah satu halaman buku ini, Pak Adi juga mengutip hasil penelitian Dr. Candace Pert, yang diawal penelitiannya berasumsi bahwa emosi hanya terjadi di otak atau kepala. Namun akhirnya, dari temuan penelitiannya ia tahu bahwa EMOSI SEBENARNYA ADA DI TUBUH FISIK.

Seperti yang pernah Pak Adi jelaskan, biasanya jika ada pasien konsultasi maka akan ditanya terlebih dahulu, sudah ke Dokter belum? peran medis didahulukan, jika kemudian sakit tidak kunjung sembuh atau tidak ditemukan masalah, baru kemudian dicoba melalui hipnoterapi. Jadi biasanya alurnya demikian : Sakit => berobat medis => tidak kunjung sembuh => Hipnoterapi.

Dalam buku ini banyak contoh kasus Penyakit psikosomatis yang berhasil sembuh melalui hipnoterapi, contoh kasus ke-12 yang akan saya ceritakan dibawah ini.
………………………….

VAGINISMUS — Sudah Menikah 2 tahun Namun Masih Perawan.

Pengertian Vaginismus adalah disfungsi seksual yang dialami oleh wanita di mana lingkaran otot-otot yang mengelilingi vagina mengalami kontraksi kuat sehingga menyebabkan lubang vagina menjepit terlalu kuat.


Datang dari luar kota seorang wanita muda dengan usia 29 tahun. Namanya Wina. Sebelumnya, Wina sudah berkomunikasi dengan Pak Adi melalui email. Menanyakan seputar terapi. Jumlah sesi terapi, jarak antar sesi terapi, dan apakah boleh saat terapi ditemani suaminya. Untuk pertanyaan terakhir, tentu Pak Adi dengan tegas menjawab tidak boleh.

Ketika ada orang ketiga di ruang terapi, orang terdekat sekalipun, akan berpotensi membuat pikiran bawah sadar klien tidak total (berpotensi ada yang disembunyikan) ketika menjalani proses terapi.
Pak Adi menyarankan Wina untuk diterapi terapis wanita salah satu muridnya. Wina kekeh hanya ingin diterapi oleh Pak Adi.

Wina sudah menikah selama 2 tahun, pacaran selama 3 tahun dengan pria yang sekarang menjadi suaminya. Selama pacaran mereka benar-benar menjaga kesucian cinta mereka. Tidak pernah berhubungan seks.

Saat malam pertama tiba, pasangan ini mengalami masalah. Apa masalahnya? Kedua paha Wina menutup rapat, sehingga pasangan ini tidak bisa menikmati malam pertama layaknya pengantin baru kebanyakan.
Dicoba di malam-malam berikutnya, hasilnya sama saja, bahkan malah membuat Wina kesakitan sehingga membuat suaminya berhenti mencoba.

Meskipun secara sadar Wina telah siap, foreplay sebelum berhubungan juga sudah dilakukan, dan secara fisik seluruh tubuhnya juga merespon siap untuk berhubungan badan, namun tetap tidak berhasil.

Ketika ditanya apakah pernah ada pengalaman buruk tentang seks, atau cerita negatif tentang malam pertama, kehamilan, atau persalinan. Wina menjawab sama sekali tidak ada. Tentu jawaban ini adalah jawaban di level pikiran sadar.

Terapi pun dimulai..
Wina masuk ke dalam kondisi relaksasi pikiran untuk mengakses pikiran bawah sadar untuk kemudian diajak berkomunikasi. Dengan menggunakan teknik ego personality therapi, muncullah bagian diri/ ego personality (EP) yang membuat kedua paha Wina menutup rapat saat hendak berhubungan seks dengan suaminya. Ep ini bernama KESUCIAN. Ketika ditanya mengapa KESUCIAN melakukan ini semua, ia menjawab semua yang dilakukan demi kebaikan Wina.

Ketika ditanya lebih dalam perihal alasan melakukan itu, EP KESUCIAN marah dan diam. Pokoknya semua demi kebaikan Wina.

Ep KESUCIAN kembali dibujuk. Okelah Kesucian tidak berkenan mengungkapkan alasannya, namun Pak Adi memohon kepada KESUCIAN, mewakili Wina, agar kesucian berhenti membuat kaki Wina menutup dan tentunya mengizinkan Wina bisa berhubungan seks dengan suaminya.
Kesucian kekeh tidak mau mengabulkan permintaan Pak Adi. Semua ini demi kebaikan Wina, dan ia yakin semuanya adalah hal yang benar dan baik.

Ada bagian diri (EP) Wina yang memang menginginkan Wina bisa berhubungan dengan suaminya. Sebut saja nama Ep ini adalah Win. Namun dari level kedalaman di pikiran bawah sadar Wina, EP Win masih kalah dominan dibanding EP KESUCIAN, Sehingga meskipun ada keinginan kuat untuk berhubungan akan dibatalkan oleh EP Kesucian.

Dari banyaknya Ego personality (EP) yang ada pada seseorang, biasanya ada EP yang posisinya ada di level tertinggi. Misalkan EP Spiritual, EP Sang Bijak, dan sebagainya. Sampai tahap ini akhirnya Pak Adi memunculkan EP SANG BIJAKSANA, agar mau membujuk EP Kesucian untuk berterus terang. Mengetahui hal itu ternyata EP KESUCIAN marah besar dan mengancam EP SANG BIJAKSANA.

Dari sini bisa diketahui betapa kuatnya ego personality melindungi Wina. Yang itu menjadi semacam petunjuk bahwa ada kejadian ‘berat’ mendalam yang pernah dialami Wina.

Akhirnya Pak Adi menggunakan teknik ego personality yang lebih advanced. Tentu kali ini tidak lagi berbicara dengan EP Kesucian. Dan ditemukanlah jawaban mengapa Kesucian tidak mau berterus terang. Karena berhubungan dengan pengalaman kejadian traumatik.

Dicarilah data kejadian traumatik tersebut.
Saat kelas dua SMA, di malam minggu Wina bersama pacarnya yang bernama Narto sedang berdua di dalam kamar kos. Narto memaksa Wina untuk berhubungan seks, namun Wina menolak. Narto pun semakin beringas mendapati penolakan dari Wina. Wina menangis sambil memohon kepada Narto untuk tidak memaksa Wina melakukan perbuatan yang memang seharusnya tidak boleh dilakukan.

Salah satu pintu gerbang pikiran bawah sadar terbuka adalah melalui emosi intens. Kejadian yang dialami Wina adalah kejadian ‘berat’ yang memunculkan ketakutan dan kesedihan yang luar biasa memuncak.

Wina sempat hendak berteriak untuk meminta tolong, namun Narto malah memukul Wina sehingga membuat Wina hampir tidak sadarkan diri. Dalam kondisi terdesak seperti ini, bagian diri Wina melakukan perlindungan spontan dengan cara tiba-tiba kedua paha Wina kejang mengunci rapat. Meski secara fisik tubuh Wina lemas, namun kedua paha Wina tidak bisa dibuka Narto meski berusaha berkali-kali untuk membukanya. Dan kebetulan saat itu Wina mengenakan jelana jeans ketat yang sulit untuk dibuka Narto.

Usahanya gagal akhirnya Narto menyerah, perlahan sadar atas kekhilafan yang barusan dilakukan. Ia meminta maaf kepada Wina, namun juga mengancam Wina. Narto mengancam Wina agar tidak menceritakan kepada siapapun kejadian yang baru saja mereka alami.

Emosi intens berupa kesedihan dan ketakutan mendalam masih memuncak, Wina berjanji tidak akan bercerita kepada siapapun.

Beberapa waktu kemudian Wina dan Narto putus, namun kejadian tersebut sudah membekas masuk kedalam pikiran bawah sadar Wina. Dan sebagai bentuk perlindungan dari bawah sadar, Wina tidak bisa mengingat kejadian traumatik tersebut. Kejadian tersebut disembunyikan oleh pikiran bawah sadar sebagai bentuk perlindungan diri.

Pak Adi kemudian membimbing Wina melepaskan emosi pada kejadian bersama Narto di kamar kos. Wina dibimbing agar memaafkan Narto dan juga memaafkan dirinya sendiri.

Wina kemudian dibimbing untuk mengakses kembali Ep KESUCIAN. Kalau sebelumnya ia sangat melindungi Wina untuk mempertahankan kesuciannya, maka kini di penghujung sesi Pak Adi meminta kepada Ep Kesucian untuk menjaga kesucian, namun kesucian hati, pikiran, dan rasa cintanya kepada suaminya. Dan tentu tidak membuat kedua paha rapat atau mengalami sakit saat berhubungan dengan suaminya.

Wina kemudian dibimbing keluar dari sesi terapi. Setelah pikiran sadar diakses dominan, Wina menyampaikan ke Pak Adi bahwa selama ini ternyata ia sama sekali tidak ingat kejadian hampir diperkosa Narto, inilah bentuk perlindungan dari EP (Ego personality) KESUCIAN. Setelah menjalani sesi ini, ia bisa mudah mengingat kembali kejadian tersebut. Namun sekarang ketika ia mengingat kejadiannya, ia sama sekali tidak terpengaruh. Biasa-biasa saja.

Proses terapi pun selesai, dan sebelum berpisah Pak Adi titip pesan kepada Wina agar mengabari perkembangan yang dialami setelah terapi. Namun bulan berganti bulan tidak ada kabar dari Wina.
Pengalaman selama ini, biasanya jika klien tidak memberi kabar itu pertanda telah terjadi kesembuhan atau perubahan positif pada diri klien. Sebaliknya jika hasil terapi tidak sesuai harapan biasanya akan cepat melapor.

Dua tahun kemudian tanpa sengaja Pak Adi bertemu dengan Wina dan suaminya di sebuah mall. Kali ini Wina tidak hanya dengan suaminya, namun juga menggendong seorang anak perempuan yang lucu. Mereka yang memanggil Pak Adi, dan awalnya Pak Adi tidak bisa langsung mengingat siapa mereka. Butuh beberapa saat untuk mengenali Wina. Setelah ingat, Pak Adi menyapa balik sambil tersenyum.

“Ayo dek, kasih tangan sama Om Adi”, Wina berkata kepada anaknya.

Pak Adi tanya kepada Wina, “ini hasilnya ya?“?, ia tersenyum sambil menganggukan kepala.

SELESAI

Yang membaca sampai selesai dan mendapatkan manfaat dari tulisan ini, jangan lupa share, ya.

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress