Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

March 31, 2013

Akhirnya Mbah iYem Bisa ke Jakarta Lagi

Filed under: Inspirasi Pribadi — Tags: — TOHA @ 11:45 pm

Simbah katiyemBagi saya simbah adalah seperti orang tua kedua. Betapa tidak, semenjak ibu saya meninggal, simbah adalah perempuan terdekat yang berasa seperti seorang ibu. Dari 4 simbah, tinggal 1 yang masih ada yaitu simbah dari ibu bapak saya. Mbah iYem namanya. Tiap saya mudik ke pacitan, mbah iYem tak pernah melewatkan menawari salah satu masakan kesukaan saya, oseng – oseng kates (pepaya muda). Saya pun tiap gajian tiba tak pernah lupa untuk menyisihkan sebagian untuk mbah iYem. Dan terlihat sekali betapa beliau bahagia disetiap tanggal 27 mendapat kiriman dari saya. Kata beliau, seperti punya pensiunan. Usia mbah iYem sekarang kurang lebih hampir 80 tahun. Dalam keseharian sebenarnya beliau masih gesit, namun tak bisa dipungkiri usia yang memang sudah redup tak bisa lagi untuk melakukan hal – hal berat, termasuk untuk melakukan perjalanan jauh, dalam hal ini misal ke Jakarta. Terakhir beliau ke Jakarta adalah tahun 2002 ketika mas saya, mas Luqman menikah. Artinya sudah 10 tahun lebih beliau tidak ke Jakarta. Dan memang secara fisik beliau sudah tidak sanggup lagi untuk melakukan perjalanan naik bis selama kurang lebih 16-20 jam. Di Jakarta, 2 anak, 9 cucu, 13 cicit, selalu merindukan mbah iYem. Banyak diantaranya yang sudah lama tak bertemu mbah iYem sampe 10 tahun lebih. Semua itu karena alasan ekonomi.

Berbekal fakta 2 anak, 9 cucu, 13 cicit itulah yang menjadikan saya tergerak untuk membawa mbah iYem datang ke Jakarta. Bukan lagi naik bis yang bisa mencapai 20 jam, namun naik kereta executive dan pesawat. Akhirnya jauh – jauh hari rencana itu diam – diam saya wujudkan dengan membeli sepasang tiket kereta executive dan pesawat. Dan di bulan maret akhirnya rencana tersebut terwujud.

Namun bukan tanpa aral rintangan, karena anak bungsu mbah iYem, pak lek Ndando dengan tegas menolak niat baik saya untuk mengajak mbah iYem ke jakarta bertemu dengan 2 anak, 9 cucu, 13 cicitnya. Penolakan tersebut didasari keyakinan Lek Ndando bahwa simbah sudah tidak kuat lagi untuk melakukan perjalanan berat, dan poin penting keberatannya adalah masalah simbah yang sering kencing. Saya pun menjelaskan panjang lebar mega-proyek ini. Ke jogja naik travel 3 jam, jogja-jakarta naik kereta 7,5 jam. Saya pun menjelaskan bahwa di kereta dan pesawat juga ada toiletnya. Lek ndando pun beralasan, okelah kalau di kereta dan pesawat ada toilet, tapi untuk perjalanan 3 jam pacitan-jogja menggunakan travel apa simbah kuat menahan kencing, yang padahal tidak mungkin sering minta berhenti ke sang sopir travel karena dalam satu travel ada 5 orang penumpang lainnya yang pasti akan ikut terganggu. Akhirnya saya pun mengalah untuk membeli semua kursi travel yang berjumlah 7 untuk dinaiki saya dan mbah iyem saja. Dengan harapan kalaupun simbah pengen kencing sampai 3-4 kali tidak akan ada beban mental ke penumpang lain.

Dan akhirnya di hari rabu sore di bulan maret 2013, saya dan mbah iYem pun berangkat ke Jakarta. Sepanjang perjalanan beliau terlihat begitu bahagia. Bahkan ketika di dalam kereta executive beliau sering menggumam takjub, kata – kata dari beliau yang tak kan pernah saya lupa : “surgo ndunyo nang.. ngrasake surgo tenan” surga dunia nak… bener – bener merasakan surga. Dari cerita beliau sebenarnya simbah sudah pernah naik kereta puluhan tahun yang lalu ketika beliau masih muda, naik kereta ekonomi. namun kalau untuk kereta executive ya baru kali ini.

Simbah pun bercerita…

“mbiyen nang jamane ndando ijik cilik numpak sepur ekonomi ndelosor ningesor, okeh wongamen wongdodol. Pas ono sing ngecek karcis, ndando nyang mbah kimin diumpetke ningesor krosen mergo ora nduwe tiket.. jebul konangan, akhire di dendo Rp.125”. salah satu cerita tak terlupa dari mbah iyem.

Kamis pagi pukul 04.30 saya dan mbah iyem tiba di jakarta. Selama 4 hari di Jakarta mbah iyem bertemu dengan anak cucu dan juga cicitnya yang jumlahnya 20 lebih. Hmmm….sungguh kebahagiaan tak terkira bisa membawa simbah datang ke Jakarta.

Senin pagi pun saya dan mbah iYem berangkat ke bandara untuk balik ke pacitan. Pesawat terbang jm 09.15. Ini menjadi pengalaman pertama mbah iYem naik pesawat. Sepanjang perjalanan di atas awan mbah iYem benar – benar menikmati pengalaman yang sebelumnya tak pernah terpkirkan oleh beliau. Jam setengah 11 kurang pesawat mendarat di bandara adisucipto jogja. Setelah istirahat sejenak, travel pun datang menjemput untuk mengantarkan kami ke pacitan. Tepat jam 2 siang lewat 10 menit akhirnya tiba di pacitan dan disamput suka cita penuh cerita dan cinta. Pengalaman ini benar – benar memberikan kesan yang mendalam untuk simbah, sampai – sampai tiap ada orang yang ditemui simbah dengan antusias menceritakan pengalaman pertamanya naik pesawat. Tukang sayur, tukang bakso, penjual susu kedelai, tak luput dari cerita simbah naik pesawat. Hmmm…Alhamdulillah akhirnya saya bisa menerbangkan 2 orang terdekatku, Bapak dan simbah… Oh Bapakku oh simbahku.

Semoga cerita ini menginspirasi.

Salam “terbang” penuh berkah.

Toha Zakaria,  yang juga akhirnya bisa merasakan naik pesawat.

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress