Di awal menikah, Aku yang belum begitu mengenal sosok istri, karena sebelumnya memang tidak saling mengenal, mencoba berusaha menarik perhatiannya dan juga sebagai upaya untuk menumbuhkan cinta. Upaya yang kulakukan seperti mengambil alih tugas mencuci pakaian. Dan ternyata hasil cucianku tak kalah bersih dengan istriku. Juga membantu memasak, tepatnya menggantikannya memasak. Karena memang untuk urusan memasak Aku lebih jago di banding Istriku. Aku berpikir, tak apalah satu dua bulan Aku mencuci, memasak, dan juga sering belanja ke pasar demi menarik perhatiannya, demi untuk menumbuhkan cintanya, nanti setelah dua bulan, baru biar istriku yang mengerjakannya.
Belum genap dua bulan ternyata istriku Hamil. Sebuah karunia besar yang harus dijaga hingga lahiran tiba. Aku berpikir, istriku kan hamil jadi ndak boleh terlalu capek karena nanti kasihan kesehatan ibu dan janin yang ada di dalam perut. Aku pun tak tega bila istriku jadi capek karena mengerjakan pekerjaan rumah. Ya sudah agar istriku ndak terlalu capek, tugas memasak, mencuci, belanja biar kulanjutkan lagi, tidak apa-apa kalau istriku sekedar bantu-bantu. Toh waktuku memang lebih banyak di rumah karena mengais rezeki di internet itu memang memberi waktu yang memungkinkan. Nanti kalau sudah 9 bulan, lahiran tiba, baru biar istriku yang sepenuhnya mengerjakan.
Dan saat lahiran pun tiba. Merawat dan menyusui bayi ternyata memerlukan perhatian yang besar dan khusus. Dan lagi – lagi ibu menyusui yang terlalu capek berat dan asupan gizinya kurang akan sangat mempengarhui kualitas ASI dan tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan dede Faiza Aghni. Okelah, ini bukan lagi hanya demi istriku, tapi juga demi anakku, biarlah tugas memasak, mencuci, dan belanja tetap dalam tanggung jawabku. Apalagi ini masuk Ramadhan, tentu kondisi ibu menyusui yang lagi berpuasa harus benar – benar dijaga agar tetap sehat, tidak terlalu capek, dan asupan makanannya terjaga. Juga sering kulihat di timeline FB banyak share artikel berseliweran yang mengatakan bahwa sebenarnya tugas – tugas tersebut adalah bagian dari kewajiban suami….Ouwhss. Bolehlah nanti kalau sudah lewat bulan puasa tugas – tugas tadi biar sebagian dikerjakan istri.
Dan disebuah sore menjelang berbuka, ditengah obrolan evaluasi seputar tugas – tugas rumah tangga, istriku berkata, “Mas, ayo dek Faiza Aghni gek di adeni” (mas, yuk dek Faiza Aghni segera dikasih adek) … glodakkkkkkkk….tuing..tuing. huahahaha, sungguh pintarnya ya istriku. 🙂
Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria.
Baca juga : Catatan Hati Seorang Istri => http://www.tohazakaria.com/catatan-hati-seorang-istri/
Keren artikelnya…..
Moga selalu menjadi suami yang penompang keluarga Samara
Comment by isya julianto SH — December 17, 2015 @ 10:30 am