Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

July 28, 2013

CURY si Hiu Kolam jadi Hiu LAUTAN – Bacaan Wajib Bagi Yang Mau Jadi Entrepreneur –

Filed under: Ebook Gratis,Inspirasi Pribadi — Tags: , — TOHA @ 12:00 am

Cury Hiu Laut[Pengantar]. Cerita yang sangat luar biasa ini saya dapatkan sekitar awal tahun 2012 dari blog Ir. Ciputra, Pengusaha properti yang begitu sukses luar biasa. Kedalaman makna yang sangat membekas dari cerita ini akhirnya turut menyesatkan saya untuk resign meninggalkan rutinitas sebagai buruh pabrik yang sudah saya jalani selama 7 tahun. Salah satu cerita yang sangat berpengaruh dan membekas untuk diri saya pribadi. Bagi yang ingin menaklukkan zona nyamannya, juga untuk yang berniat pindah kuadran dari karyawan menjadi pengusaha, atau yang lagi memulai tejun di dunia entrepreneur, tulisan ini dengan sekala 3S, Sangat Sangat Sangat saya rekomendasikan untuk dibaca.

Kalau saya ibaratkan, dalam cerita ini Hiu Kolam mewakili dunia karyawan yang seakan semuanya terlihat begitu aman, nyaman dan mencukupi. Sedangkan Hiu Lautan mewakili dunia entrepreneur yang begitu luas, seakan penuh ketidakpastian, dan penuh resiko.

Hendaknya cerita ini dibaca secara menyeluruh untuk benar – benar mendapatkan intisari manfaat secara penuh.

Silahkan dibaca dibawah ini :
==================================================
Namanya Curious, ia akrab disapa Cury. Ia seekor hiu kecil yang bermata jeli, tajam, bertubuh putih keperakaan dengan sirip-sirip halus, dan bermulut unik dengan moncongnya yang sedikit tajam kedepan. “Srrttttt…” si Cury hiu kecil yang lincah bisa melesat seperti kapal pemburu yang tengah mengincar musuh.“Byar, byar…” tubuhnya putih tampak keperakan ketika ia bergerak cepat bagai sinar yang berpendar-pendar mirip cahaya di malam hari yang gulita. Cury lahir dan hidup bahagia di sebuah kolam buatan yang terletak di tepi pantai kepulauan Dua Ribu. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya beserta adik-adik dan sepupu-sepupunya. Di kolam buatan ini tidak hanya keluarganya saja yang tinggal di situ, namun ada beberapa ekor ikan hiu lain yang telah berkeluarga maupun yang belum dan juga yang masih kecil seperti dirinya. Kolam buatan ini milik seorang entrepreneur sukses yang akrab dipanggil Pak Harno. Pulau Dua Ribu luasnya tidak besar, hanya sekitar 10 kali lapangan bola. Di Pulau Dua Ribu Pak Harno juga membangun dermaga, penginapan, kolam renang, lapangan golf, rumah makan, dan kebun kelapa. Pak Harno seorang entrepreneur atau kerap orang menyebut seorang pengusaha yang sukses. Hidupnya selalu diisi dengan menciptakan ide-ide kreatif yang bisa memberikan lapangan kerja bagi orang lain. Pak Harno sangat kagum pada seorang pengusaha yang sudah lama menjadi entrepreneur, namanya Dr.Ir.Ciputra. ia cukup lama mengenalnya, mereka kerap saling bertemu dan berbagi pengalaman.

“Semua yang kumiliki ini selain dari Tuhan, juga berkat dukungan yang diberikan Bapak Ciputra,” katanya saat peresmian kolam ikan yang dihuni Cury. Pak Ciputra adalah penggagas sekaligus pengembang kawasan wisata Pantai Ancol yang terkenal, dari dermaga Ancol kapal-kapal cepat milik Pak Harno membawa para pelanggannya ke pulau Dua Ribu.

Dr.Ir Ciputra yang pernah mewakili Indonesia pada ajang EY World Entrepreneurship di Monaco tahun 2008 dalam sambutannya di acara peresmian acara pembukaan mengatakan :

“Seorang seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Contohnya adalah pak Harno, ia berhasil mengubah pulau gersang, sepi dan tak berpenghuni ini menjadi sebuah tempat yang indah, menyenangkan dan dikagumi para pelancong..” Pak Ciputra memandang sejenak ke pak Haryo dan ia melanjutkan: ”Pak Harno, bapak telah berhasil menciptakan peluang, berinovasi dan berani mengambil resiko yang terukur. Itulah tiga ciri seorang entrepreneur yang inovatif..”

Pak Harno Mengembangkan Kolam Ikan Hiu
Ayah dan ibu Cury, lahir di lautan luas namun ketika mereka masih sangat kecil tertangkap oleh pak Dodo seorang nelayan dan pak Dodo kemudian menjual sejumlah 17 ikan hiu kecil itu kepada pak Harno.“Pak Harno, saya tahu pak Harno cinta binatang laut, ini ada 17 hiu kecil, bapak pelihara ya ini ikan yang lucu dan bisa jadi besar kelak..”“Boleh pak Dodo, saya memang ingin memelihara ikan hiu..”Pak Harno kemudian memerintahkan orang untuk membuat kolam ikan yang luas di tepian pantai lengkap dengan jeruji besinya yang kokoh yang sekaligus memisahkan dan membentengi kolam itu dengan lautan luas. Ikan-ikan hiu yang pada awal dibeli masih kecil-kecil itu, untuk sementara ditampung di kolam yang sesuai dengan ukuran tubuh mereka.

Ketika mereka semakin besar dan Pak Dodo datang lagi dengan membawa beberapa ikan hiu, Pak Harno akhirnya menyuruh para pegawainya untuk melepas ikan-ikan hiu itu di kolam berjeruji besi yang dibangun di laut dangkal menyatu dengan pantai. Di sanalah para hiu itu berkumpul dan berkembang biak dan Cury menjadi generasi kedua kawanan hiu ini dan generasi pertama yang lahir di dalam kolam. Seiring berjalannya waktu, Cury dan teman-temannya tumbuh jadi hiu remaja. Kolam ikan di bibir pantai ini terlihat semakin kecil. Jeruji besi yang membentengi kolam dengan samudra luas, semakin lama semakin aus dan mulai keropos dimakan air laut yang asin. Hingga suatu hari, terjadi hal yang menggemparkan di sekeliling kolam.“Waduh bahaya datang, kita harus siaga!” ujar ayah Cury cemas. “Bahaya apa, Yah?”“Air laut meninggi, kolam kita akan hancur, kita akan terhempas ke samudra, ke lautan luas! Cury, kamu jangan berada jauh dari kami, Nak!” perintah ayahnya.Cury tampak bingung. Ibunya pun demikian. “Apa yang harus kita lakukan?” tanya ibu Cury dengan mimik ketakutan. “Jika kita terhempas ke lautan luas, kita akan dimangsa ikan-ikan hiu buas dan ikan pemangsa lainnya. Dunia di luar kolam kita sangat kejam!” katanya lagi.

Ayah Cury menuturkan: ”Duh, kapok, kapok, kapok aku jangan sampai kita semua masuk lautan luas lagi. Cukup aku dan para pendahulu kalian yang yang merasakan betapa kejamnya lautan samudra. Kami dulu, ya dulu sekali, dengan semangat hiu muda perkasa berhasil membengkokkan besi pembatas dan pergi keluar, kabur dari kolam secara berombongan…” Hiu-hiu generasi kedua makin membuka matanya seakan mendengar sebuah cerita petualangan. Namun semangat mereka surut karena dengan muka seorang yang kalah ayah Cury melanjutkan: “Lautan samudra ternyata sangat-sangat menakutkan, ada begitu banyak penghuni lain, besar dan juga kecil, ada batu-batu karang yang tajam, arus airnya bergerak dan kadang bergelora, wah sangat tidak nyaman. Disana menyadari bahwa kami hanyalah sekelompok hiu-hiu kolam, kami bukan hiu lautan yang gagah perkasa, ayah dan teman-teman ayah tidak sanggup mendapatkan makanan di lautan luas, akhirnya kami semua semua kelaparan dan semua sepakat untuk kembali ke kolam pak Harno”.

Lautan luas yang sesungguhnya kaya dengan persediaan makanan untuk hiu ternyata di tempat itu ayah Cury dan rombongannya tidak berhasil mendapatkan makanan sedikitpun. Di lautan luas dimana seharusnya hiu dikenal sebagai raja lautan ternyata menjadi mahluk yang tak berdaya dan ketakutan. Akhirnya mereka bersama –sama kembali ke kolam pak Harno karena hanya di kolamlah makanan selalu tersedia dengan jumlah dan jadwal yang teratur. Setelah Pak Harno dan para pegawainya menemukan bahwa para hiu kolam yang melarikan diri akhirnya kembali ke kolam mereka kemudian memperbaiki besi-besi yang bengkok. Sejak peristiwa itu, tidak pernah ada hiu kolam yang berani keluar dari kolam buatan, pengalaman traumatis hiu kolam generasi pertama ini selalu diceritakan ulang dengan dramatis kepada hiu kolam generasi berikutnya. Berdasarkan pengalaman hiu generasi pertama, ikan-ikan hiu generasi kedua yang ada di kolam diajarkan untuk takut keluar dari pagar besi pembatas itu.“Jangan dan jangan sekali-kali keluar dari kolam..!”“Lautan sangat menakutkan, tidak ada jaminan makanan yang teratur..!”“Sungguh tidak ada rasa aman di dalam lautan samudra…!”“Cari makan di lautan luas itu sulit, penuh resiko dan banyak mahluk kejam…!”“Kita adalah hiu kolam, kita bukan hiu lautan dan kita tidak pernah bisa jadi hiu lautan…!Dalam benak hiu kolam generasi pertama sudah terpatri bahwa dunia di luar pagar besi, yang sesungguhnya menyediakan begitu banyak peluang adalah sebuah dunia bukan untuk mereka. Dengan keyakinan bahwa dunia di luar sangat berbahaya, para tetua hiu akhirnya membuat peraturan penting untuk seluruh warga kolam, khususnya untuk anak-anak mereka; seluruh warga hiu kolam dilarang untuk mendekati pintu jeruji besi, para tetua hiu kemudian membuat garis pembatas yang mereka namakan Garis Batas Daerah Nyaman (zona nyaman). [Bersambung]
==================================================

Lah kok bersambung? Mungkin ada yang bertanya demikian. Iya, cerita tentang si Cury ini memang agak panjang, yaitu terdiri dari 7 bagian. Dan cerita yang sudah kita baca diatas baru bagian ke-1. Untuk membaca cerita secara lengkap sengaja saya bundle dalam sebuah dokumen PDF agar supaya lebih terdokumentasi dan enak dibaca. Silahkan download cerita yang luar biasa tersebut D I S I N I.

Semoga Bermanfaat.

Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria

2 Comments »

  1. Bagus banget mas ceritanya… di bagian akhir saya sempat merinding..

    Kebetulan saya juga punya buku2 entepreneur, kemarin saya beli bukunya TEPOK nya mas Jay, trus nanti mau beli lagi Kitab Anti Bangkrut..

    Menurut mayoritas orang, kedua buku inilah yg harus di punyai orang2 yg mau jadi entepreneur..

    Buku ini juga sekaligus sy jadikan mentor.. 🙂

    Comment by Ahmad Yanwar — January 28, 2014 @ 6:04 pm

  2. Alhamdulillah mas semoga bermanfaat. saya juga merinding membaca cerita ini, bahkan sampai saya ulang2.

    Comment by TOHA — January 29, 2014 @ 10:51 am

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress