Saat inilah yang kita miliki
Karena kemarin bukan lagi milik kita
Dan hari esok belum tentu kita jumpai
Kalimat pembuka sampul sebuah buku yang saya temukan waktu mengunjungi BookFair 2008 di JCC (Jakarta Convention Center) beberapa minggu lalu. kalimat pembuka tersebut memberi banyak makna menyoal kekinian. Kita adalah apa yang kita alami. Dan yang kita alami adalah yang saat ini kita lakukan. Kehidupan di dunia ini adanya di saat ini dan disini. Atau dengan kata lain, masa lalu adalah sejarah yang tak mungkin bisa di ubah, sedangkan masa depan adalah misteri yang kita tidak ketahui sama sekali, dan masa sekarang adalah anugrah. Sehingga peluang kita hanyalah di masa kini dan lebih tepatnya saat ini. Ada ungkapan “apa yang anda lakukan di masa lalu adalah apa yang anda rasakan sekarang, apa yang anda lakukan sekarang adalah cerminan yang akan anda dapatkan di masa depan”. Apakah kita ini termasuk pribadi nlgindur (ngigau)?, Kita berada pada kondisi saat ini tetapi pikiran kita selalu meratapi masa lalu yang telah berlalu? Padahal masa lalu tidak bisa kita putar ulang, masa lalu hanya bisa kita petik hikmahnya sebagai sebuah sejarah kehidupan untuk menatap mas depan. Atau selalu mengkhawatirkan masa depan yang keberadaannya belum pasti? Padahal masa depan adalah apa yang kita lakukan saat ini. Atau, kita sekarang adalah hasill dari 3-5 tahun yang lalu, kita 3-5 tahun yang akan datang adalah apa yang kita lakukan sekarang. Jadi jika yang kita sekarang sama dengan yang kita lakukan pada waktu 3-5 tahun yang lalu, maka apa yang akan kita dapat 3-5 tahun yang akan datang masih sama dengan yang sekarang. Lebih baik kita fokus pada masa kini. Karena di masa kinilah hakekat kehidupan kita. Sudah sering kita dengar dari para motivator indonesia hendaknya kita fokus akan masa kini demi hasil yang maksimal di masa depan. Jika di ibaratkan dengan permainan catur, langkah kita saat ini adalah perencanaan 5-6 langkah kedepan untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Dan dalam merencanakan langkah buah catur tentu belajar –bukan menyesali- dari langkah – langkah yang sebelumnya kita jalani.
Saya pernah mendengar dari teman saya kalimat berikut :
“Jika mengingat masa lalu yang ada hanyalah kesedihan ataupun penyesalan Jika mengingat masa depan yang ada hanyalah kekhawatiran”
Sejenak saya larut dengan isi kalimat tersebut. Larut dengan peristiwa masa lalu yang kadang membuat hati sedih, larut mengkhawatirkan masa depan. Tetapi kemudian saya sadar bahwa kesedihan dengan masa lalu, kekahawtiran dengan masa depan adalah sebuah hal wajar yang dialami seorang musafir kehidupan. Tetapi kemudian saya berkata pada bagian diri sendiri “janganlah kesedihanmu terhadap masa lalu membuatmu pesimis menatap masa depan, kekhawatiranmu akan masa depan melupakanmu akan kehidupanmu masa kini, kekhawatiran dan kesedihanmu tak lebih hanyalah bunga kehidupan, dan itulah salah satu pertanda engkau masih deiberi kehidupan”.
Pepatah klasik mengatakan bahwa
“hidup memang bisa dipahami dengan melihat kebelakang, tetapi hanya bisa dijalani dengan melangkah kedepan”.
Memahami kehidupan kita sebelumnya untuk memaksimalkan langkah kita selanjutnya, dari sinilah kita tahu pentingnya sejarah. Dari sejarahlah manusia belajar untuk maju dan berkembang. Contoh negara jepang, mereka cepat bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara maju salah satunya mereka cepat tanggap terhadap masa lalu (sejarah). Jika ada ungkapan “pengalaman (sejarah) adalah guru terbaik”, pertanyaannya adalah : sudah kah kita menjadi murid yang baik?. Bagaimanapun warna masa lalu kita tidak berarti apa – apa bagi masa depan kita jika kita tidak menjadikannya teman dalam melangkah di masa kini.
Sebagai penutup saya cuplikan pesan dari bang Andy Noya dalam sebuah artikel yang berjudul “Mengapa Andy Noya keluar dari Metro TV?”
“jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar”
Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria