Pernahkah anda menganalisa pola sikap anda ketika bertemu dengan orang yang belum anda kenal? Atau calon orang yang akan anda kenal. Dengan mengacu pada pernyataan “orang yang kita kenal, pada awalnya tidak kita kenal” maka sepantasnya kita memperlakukan calon orang yang kita kenal dengan seramah mungkin. Memang sudah alamiah jika ada pemberontakan rasa nyaman ketika kita bertemu dengan orang baru, orang yang belum kita kenal sebelumnya. Namun yang harus kita sadari adalah ketidaknyamanan terhadap orang yang baru kita kenal juga terjadi pada orang yang sudah kita kenal, yaitu pada saat pertama kali kita mengenalnya. Dari yang hanya sekedar kenal biasa sampai yang kenal akrab. Artinya, setiap kita berkenalan dengan orang baru, maka katakanlah pada diri kita dalam hati yang seakan kita berbicara pada orang yang kita ajak berkenalan, “mba, mas, bu, pak, anda adalah calon teman saya, anda dan saya adalah calon teman yang akrab”. Atau dengan kata lain, jika orang lain bisa akrab dengan si A, maka saya pun juga bisa akrab dengan si A. Dengan penegasan seperti itu maka kita tidak akan sungkan jika berkenalan dengan orang lain yang sebelumnya tidak kita kenal. Yang akhirnya kita akan bersikap lebih ramah terhadap orang yang baru kita kenal. Jadi sejelek apapun sikap orang yang baru kita kenal, yang jelas dia pasti memiliki seorang teman yang ternyata bisa akrab dengan dia. Dan begitu juga dengan kita juga memiliki potensi untuk akrab dengan dia.
Awal 2006 ketika saya bergabung dengan grup belajar baru di bekasi. Pertemuan awal dengan mereka yang berjumlah sekitar 8 orang terjadi pada hari minggu malam di sebuah masjid. Saya pun masuk ke masjid dan mengucapkan salam pada mereka. Dan merekapun sudah tahu kalau saya akan bergabung di grup kajian mereka. Namun terlihat dari mimik wajah beberapa dari mereka yang seakan tidak bisa nyambung langsung dengan kehadiran orang baru yang sama sekali belum mereka kenal. Mulai muncul rasa tidak Percaya diri saya untuk berkenalan dengan mereka. Saya mengira mungkin mereka berpikir lebih nyaman jika bergaul dengan orang yang sudah mereka kenal. Padahal orang yang sudah mereka kenalpun awalnya juga tidak mereka kenal. Dan di dalam hati saya pun berkata pada diri sendiri yang seolah saya berbicara pada mereka “teman, boleh jadi sekarang kalian belum mengenal saya. Namun saya yakin saya pun bisa berteman akrab dengan kalian”. Dan seiring berjalannya waktu, perkataan saya tersebut terbukti. Sekarang saya berteman akrab dengan mereka. Dengan demikian, rasa – rasanya perasaan kurang percaya diri yang muncul diawal – awal perkenalan tidak layak hadir. Toh sekarang saya telah benar – benar akrab dengan mereka.
Jadi pandanglah teman yang baru anda kenal sebagai seorang calon saudara yang akan membuat pintu keberkahan hidup terbuka. Jika diawal belum akrab, jangan sampai membuat anda tidak percaya diri dan tidak ramah ke orang tersebut. setiap orang yang belum kita kenal punya potensi besar untuk menjadi teman baik kita, menjadi teman akrab kita. Dan ketika sudah menjadi teman baik yang akrab tentu kita malu jika mengingat awal berkenalan yang dihiasi dengan ketidakramahan dan rasa tidak percaya diri.
Jadi , tak kenal maka Ta’aruf
Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria
pengen cari sehabat sejati
Comment by riki — August 27, 2013 @ 1:24 pm