Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

November 17, 2013

Sedang Dicari! : Pendamping Hidup

Filed under: Curhat,Inspirasi Pribadi — Tags: , — TOHA @ 3:24 am

“Untuk secangkir kopi saja harus melewati banyak proses, apalagi untuk bidadari pendamping seumur hidup”

Foto Toha ZakariaMelihat jarum jam umur sudah menunjukkan angka 28 tahun. Seperempat abad lebih umur ini menjulang. Dan tentu salah satu yang tengah dipikirkan adalah tentang jodoh yang tak kunjung datang. Sudah sangat sering saya mendengar komentar kanan – kiri yang menyemangati untuk tidak terlalu meratapi jodoh yang tak kunjung datang, “santai sajalah”, kata mereka. Alasan mereka kebanyakan adalah karena saya laki – laki, beda kalau misal posisi saya sebagai perempuan umur 28 terus belum dapat jodoh alias belum menikah maka tentu bukan sekedar lampu kuning sebagai peringatan yang menyala terang, melainkan lampu kuning dengan status darurat plus mendesak. Namun apapun pendapat mereka yang menyejukkan tetap tidak akan membuat diri ini berleha – leha menunda urusan menikah, menunggu kesempurnaan. Menyegerakannya tentu akan banyak membawa manfaat ketimbang menunda – nunda. Bersegera tanpa tergesa – gesa dalam menyempurnakan separuh agama.

Namun, menikah bukanlah untuk sehari dua hari melainkan untuk seumur hidup. Menikah adalah sebuah keputusan besar yang akan mengiringi hingga akhir hayat. Artinya dalam mencari jodoh tentu tidak boleh sembrono atau gegabah. Tapi juga tidak boleh terlalu njlimet atau terlalu banyak syarat dalam menentukan jodoh yang kita inginkan. Jika terlalu selektif dalam mencari jodoh maka akan susah menemukan ujung pangkalnya dan juga akan terus tergerus umur yang terus berjalan, begitu juga kalau terlalu gegabah maka resikonya akan menjumpai penyesalan di belakang karena telah gegabah dalam memilih.

Diluar urusan mencari jodoh, sangat sering saya dihadapkan pada sebuah pilihan yang harus saya putuskan. Dan biasanya jawaban yang muncul pertama dari dalam hati itulah yang saya pilih, meskipun kemudian bermunculan kegelisahan dan kekawatiran yang muncul dari logika otak. Namun tetap saja saya mengikuti kata hati. Dan Alhamdulillah apa yang saya pilih mengikuti kata hati tidak berujung pada penyesalan. Dan mengikuti kata hati juga akan menjadi sebuah pilihan yang akan saya pilih dalam memilih pasangan hidup. Mengikuti kata hati, baru kemudian diiringi dengan logika dan tetap waspada jangan sampai menuruti logika berlebih kemudian malah memunculkan kekawatiran dan menggagalkan pilihan awal yang sudah diputuskan dari dalam hati.

Saya jadi teringat dengan salah satu pesan “makjleb” dari Pak Mario Teguh :

“Jodoh tidak tertukar.
Yang baik dapat yang baik, dan sebaliknya.

Yang baik TAPI ngeyel (njlimet), dapat yang tidak baik”.

Dengan usia yang telah beranjak 28 tentu menjadi penyemangat saya untuk segera bisa menemukan jodoh pendamping hidup. Apa sih syarat utama jodoh untuk saya? Syarat pertama dan utama adalah : dia Perempuan ?. Lalu syarat berikutnya? Kalau untuk kriteria berikutnya saya berpedoman pada petuah kanjeng Nabi muhammad SAW. Kata beliau memilih jodoh itu biasanya ditentukan karena oleh beberapa hal. Seseorang dipilih karena :

– Hartanya/kemapanan
– Agamanya
– Keturunannya
– Kecantikan/ketampanannya

Dan sudah barang tentu Nabi menyarankan agar memilih jodoh karena baik Agamanya. Begitu juga dengan saya, akan menjadikan acuan dari kanjeng Nabi tersebut sebagai kompas kata hati dalam memilih pasangan hidup. Artinya jika agamanya baik maka kata hati saya akan mengikutinya. Memang kemudian pasti muncul peperangan dari logika karena mungkin mempertimbangkan kemapanannya, kecantikannya, pendidikannya, silsilah keluarganya, de el el. Dan itu wajar, hanya saja jangan sampai pertimbangan – pertimbangan berlebih akan hal itu akhirnya malah menghentikan langkah dalam memutuskan pilihan. Atau dengan kata lain, tak mungkin kita bisa menemukan jodoh yang cocok dalam semua hal yang kita idamkan. Artinya, saling memahami, saling mengisi dan melengkapi sambil berjalan menjadi senjata untuk menyempurnakan.

Saya pun teringat wejangan bapak saya tentang Nasab, Nisab, dan Nasib yang bisa juga dikaitkan dengan rambu – rambu perjuangan mencari jodoh.

Nasab : Kalau bapaknya seorang guru berati minimal anaknya menjadi seorang guru.
Nisab : kalau bapaknya punya satu telur maka anaknya minimal harus punya satu ekor ayam.
Nasib : kalau bapaknya punya istri yang sholehah maka anaknya harus berusaha untuk mempunyai istri yang sholehah.

Biarlah pahitnya penolakan – penolakan yang saya dapatkan sebelumnya menjadi sebuah obat kehidupan yang meski pahit insyaAllah akan menjadi cambuk penyemangat untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Semoga dalam setahun kedepan jodoh yang di ridhoi Allah SWT saya dapatkan, demi menyempurnakan separuh agama.

“Jika menunggu saat yang sempurna, waktu yang sempurna, kondisi yang sempurna, dan jodoh yang sempurna untuk menikah. Maka ketahuilah, yang sempurna itu tidak akan pernah ada. Yang ada waktu yang terus berjalan”

Semoga Bermanfaat

Salam penuh berkah
Toha Zakaria.

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress