September 2024. Sepulang saya dan istri pulang dari Jogja, Aya langsung laporan, “aya atut ao mbah edok” —Aya takut mbah wedok—-. Yang dimaksud Aya adalah simbah putri dari gayuhan (ibu mertua).
![](https://www.tohazakaria.com/wp-content/uploads/2024/12/Picsart_24-12-08_15-25-11-301-614x1024.jpg)
Saya tanya lebih detail, “Aya takut simbah, kenapa?”. “Dimarahin”, jawab Aya. Saya gali lebih dalam melalui obrolan ringan. Acara bercerita lebih detail, dan terkuaklah data penyebab Aya trauma/ takut dengan simbah gayuhan.
(more…)