Alhamdulillah Ramadhan tahun ini saya bisa melaksanakan itikaf kembali seperti tahun kemarin. Ritual yang jarang saya lakukan selama 8 tahun merantau di ibukota, 8 tahun menjadi pekerja pabrik. Karena disibukkan urusan kerja dan hiruk pikuk mudik. Itikaf kali ini bertempat di Masjid Agung Darul Falah, barat Alun-alun Pacitan. Ini adalah kali ketiga saya itikaf di sini. Yang pertama adalah sepuluh tahun yang lalu ketika masjid ini belum direnovasi besar-besaran, yang kedua adalah Ramadhan tahun lalu, setahun setelah resign kerja.
Kisah pun dimulai…
Di sebuah sore hari ke dua itikaf, tepatnya hari ke dua puluh satu puasa. Ketika saya hendak ke tempat wudhu tiba – tiba pandangan saya terhenti pada sosok yang menarik perhatian saya, menghentikan langkah saya. “ini kayaknya adik kelas saya waktu SMA, tapi kok kurang yakin ya” sekilat saya menerka-nerka sebelum terlanjur menyapa pada orang yang salah. Sempat berlempar pandangan namun dia juga diam. Dia terlihat bingung sedang mondar-mandir di depan papan informasi yang ada di emper selatan masjid. Akhirnya saya mengurungkan niat menyapa dan meneruskan langkah ke tempat wudhu. Dalam perjalanan sepulang dari tempat wudhu, peci masih saya lepas, (more…)