Belum hilang kesedihan akibat gempa di jawa barat, bumi ku kembali bergoyang. Tanah sumatera dilanda gempa. Berita tentang Maria Ozawa -miyabi-, munas golkar, pelantikan anggota dewan, dan berita para artis yang selalu diburu wartawan seakan lenyap tertimbun tanah sumatera yang bergoyang. Lenyap tertutup duka. Pertama mendapat kabar tanah padang yang bergoyang dari layar 15 inc. kabar yang membuat rakyat indonesia tertunduk dalam duka. Kabar yang menjadi trend topik di facebook, twitter, dan di banyak media masa.
Berganti satu hari semakin jelaslah dampak parah akibat gempa yang hanya berlangsung dalam hitungan detik. Melihat foto – foto korban di internet & televisi, hati terasa teriris miris. Ribuan korban meninggal tertimpa bangunan. Berita di Kompas menyebutkan kalau gempa di sumatera kali ini lebih besar dari gempa jogja beberapa tahun lalu. Tak peduli orang baik, orang jahat, semua terkena dampak bumi yang bergoyang. Entah rencana apa yang telah di rencanakan Allah sang pencipta. Goyangan yang hanya beberapa detik meluluhlantakkan kehidupan fisik dan psikis yang dibangun bertahun – tahun. Ribuan bahkan jutaan rencana kehidupan terhenti ditahan gempa. Rencana bisnis, rencana kuliah, rencana pernikahan, rencana wisata, rencana kebaikan, bahkan juga rencana jahat terhenti oleh satu kejadian memilukan yang hanya berduarasi beberapa detik. Ya Allah, betapa mudahnya engkau menghancurkan kami yang kecil ini.
Ketikkan tanganku terhenti di sebuah ayat Al-quran di surat Al Isra’ yang membuatku terdiam merenungi Firman Allah ini. Dan tak lagi mampu meneruskan ketikkan jemari di keyboard. Muncul banyak perenungan di kepalaku yang tak mampu aku lanjut tuliskan. Dan biarlah perenungan itu untuk diriku sendiri. Yang tak perlu dimunculkan dan terlebih diperdebatkan.
“Ya Allah. Ampunilah segala dosa saudara – saudara kami yang tertimpa bencana. Lapangkanlah mereka dalam menghadapi ujianmu. Muliakanlah mereka.
Jadikanlah kami pribadi yang pandai bersyukur. Kami yang tak terkena bencana, yang dalam kondisi sehat, yang dalam kondisi lapang, yang masih bisa bernafas dengan penuh nikmat”.
Salam penuh berkah
Toha Zakaria, 1 October 2009