Di akhir bulan maret tepatnya tanggal 30. Saya pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Pukul 4 sore saya sudah keluar kantor. Saya berencana menghadiri seminar Law of Attraction yang diisi salah seorang motivator favorit saya. Secara pribadi saya memang belum mengenal beliau. Bertemu tatap muka pun belum pernah. Memang saya belum pernah mengikuti seminar atau workshop yang beliau adakan. Namun secara ilmu sudah banyak ilmu yang beliau turunkan kepada saya. Sudah banyak wejangan – wejangan yang luar biasa maknyus yang telah turut menyesatkan saya. Tentunya menyesatkan ke jalan yang benar. 🙂 . Semua berkat Internet. Melalui internet tulisan – tulisan beliau menjadi santapan rutin. Dari mulai artikel di Blog, status di Facebook, notes di facebook , dan lain – lain. Dan hadirlah kesempatan bagi saya untuk bertatap muka dengan sang idola, ketika tersiar kabar di Facebook bahwa beliau akan mengadakan seminar Law of Attranction yang bertempat di sebuah Rumah makan padang di daerah Bintaro. Hanya dengan membayar 50 ribu untuk mengganti ongkos makan malam. Hmmm… Bintaro masih daerah asing bagi saya. Tidak seperti senen, priok, kampung rambutan, atau matraman yang sudah familiar bagi saya. Tapi untunglah di facebook beliau memberikan arah – arahan peta untuk angkot menuju lokasi seminar. Info dari beliau, dari Blok M naik kopaja 613 turun di deket kampus STAN. Dari kampus STAN ke lokasi seminar jaraknya tidak jauh lagi, bisa jalan kaki.
Sore itupun saya keluar dari kantor jm 4. Dari Jababeka Cikarang saya naik bis mayasari 121 jurusan Blok M. Sekitar pukul setengah lima lebih sedikit, bis yang ditunggu baru muncul. Selepas Bis keluar dari gerbang Jababeka kemacetan mulai terjadi. Dalam hati saya pun menghibur diri “Tenang saja, paling macetnya nyampe gerbang tol cikarang doank”. Pukul 5 sore tepat bis belum juga sampai gerbang Tol cikarang. Sekitar jam 5.15 bis sudah mulai masuk ke Tol Jakarta-cikampek. Namun betapa terkejutnya ketika dari jembatan atas tol terlihat kemacetan arah Jakarta begitu mengular – ular. Keraguan pun mulai muncul di benak saya. “kalo gini caranya nyampe bintaro bisa jam berapa ya”, “ah sebaiknya saya membatalkan niat untuk ikut seminar, kayaknya waktunya ga ngejar”. Seketika itu pula terlintas di benak saya untuk balik pulang. Mumpung bis baru keluar Tol saya berniat turun dan balik arah pulang ke rumah. Namun ternyata ada yang mengganjal niat saya tersebut. “Kapan lagi ada kesempatan murah dan langka bertemu sang idola. Ingat ya, apa yang tidak bisa diambil semua jangan ditinggal semua”. Hmmmm… bener juga ya. Kalaupun tidak bias nyampe tepat waktu bukan berati saya harus menggagalkan niat saya untuk ikut seminar. Kalupun tidak bisa mengikuti seminar secara penuh bukan berati saya tidak usah ikut seminar sama sekali. Dan benar saja, selepas Kilometer 27, atau memasuki daerah cibitung kemacetan mulai pergi. Wush.. wush… wush… Bis pun melaju dengan kenjang. Pak sopir seakan mengerti perasaan saya.
Tiba di terminal Blok-M sekitar pukul 18.20. Padahal seminarnya dimulai 10 menit lagi. kegundahan yang muncul sirna begitu mengingat kalimat diawal “apa yang tidak bisa diambil semua jangan ditinggal semua”. Saya pun bergegas mencari mushola terminal untuk sholat maghrib. Selesai sholat langsung menuju gerbang keluar terminal Blok M untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Kopaja 613 sesuai petunjuk. Saya pun mulai mengamati satu per satu angkot yang keluar dari terminal. Dengan jumlah pintu gerbang sekitar 8, sedikit merepotkan saya. Saya harus cepet mengatur bola mata saya untuk melirik setiap angkot yang keluar. Hanya pintu keluar Bus Way yang tidak saya perhatikan.
Jam menunjukkan pukul 19.00 namun kopaja 613 belum juga muncul. Setengah jam lebih menunggu masih bisa saya maklumi. “ah paling sebentar lagi juga muncul”. Begitu 10 menit telah lewat (19.10) akhirnya saya menanyakan pada petugas Dinas lalu lintas yang sedang mengatur ketertiban. “pak, kopaja 613 masih ada ga ya? Yg ke arah bintaro?”. Petugas itupun menjawab dengan agak ragu “tunggu aja di pintu keluar no 1-2 (dari kiri)”. Sayapun sedikit lega, artinya kopaja 613 memang masih beredar. Menit demi menit telah berlalu, jam di HP menunjukkan angka 19.29. tak henti – hentinya saya mengamati setiap angkot yang keluar dari terminal. untuk lebih meyakinkan, saya menanyakan lagi pada orang yang berbeda, yaitu penjual asongan. Namun jawaban yang saya dapat sungguh mengejutkan. “wah dah jarang mas, malah kayaknya dah ga ada”, begitulah pedagang asongan menjawab. Dalam sekejap jawaban pedagang asongan telah membuat galau pikiran saya. Saya pun masuk ke dalam terminal untuk memastikan apakah kopaja 613 benar – benar sudah tidak beredar. Di depan pintu masuk saya cek satu persatu angkot yang masih nge-tem menunggu giliran keluar. Sambil dalam hati mengulang – ulang “kopaja 613, kopaja 613, kopaja 613”.
Jam di HP menunjukkan pukul 19.40 namun kopaja 613 belum juga muncul. Akhirnya saya kembali kedepan pintu keluar terminal Blok M. Saya pun mulai berpikir kalau harapan saya untuk bisa ikut seminar Law of Attranction dan bertemu dengan sang idola, peluangya sudah menipis. Sangat – sangat menipis. Saat – saat seperti itu sempat terbesit untuk naik taksi. Namun dengan waktu yang memang sudah sangat mepet ditambah rasa penasaran akan kopaja 613, saya pun membatalkan niat untuk naik taksi. Akhirnya saya pun menutup asa untuk dapat hadir di seminar tersebut. Saya pun mengalihkan target. Target yang muncul karena rasa penasaran akan kopaja 613. Dari niat awal ingin menghadiri seminar berubah menjadi ingin membuktikan “kopaja 613 apa memang benar – benar tidak ada?”. Kalau memang tidak ada, berati info yang di posting di facebook patut dipertanyakan keabsahannya. Bisa jadi ada orang lain yang bernasib seperti saya, karena mengikuti petunjuk di facebook yang di posting sang idola.
Berawal dari rasa penasaran tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu sampai jam 20.00. untuk meyakinkan kalau kopaja 613 memang sudah tidak beredar. pikir saya, mungkin kopaja 613 hanya sampai sore atau maghrib. Dan jam delapan malam pun telah tiba, namun kopaja 613 yang ditunggu – tunggu tidak juga keluar. Akhirnya pun saya memutuskan untuk kembali pulang menuju cikarang. Dari terminal Blok M saya naik angkot 45 menuju cawang, dikarenakan Bis mayasari jurusan Cikarang saya tunggu 15 menit tidak menunjukkan tanda – tanda kehidupannya. Dari cawang, bus mayasari jurusan Cikarang masih ada hingga jam 11 malam. Perasaan lelah yang mendera membuat saya digelayuti rasa kantuk. Di dalam bus 45 sepanjang jalan menuju cawang, berkecamuk macam – macam pikiran di benak saya. Penyesalan kenapa tadi ngeyel dengan kemacetan yang mengular dan masih saja ngotot melanjutkan perjalanan. Padahal sudah ada yang mengingatkan untuk putar balik saja menuju rumah. Ah, sendainya tadi pas baru keluar tol saya mengikuti arahan untuk puter balik, tentu saya tidak harus menerima kegagalan plus rasa capek luar biasa seperti ini. Ditengah – tengah berkecamuk pikiran yang tidak memberdayakan (negatif) munculah pikiran yang bijak (positif). “ingat Ha, tidak ada kegagalan. Yang ada pengalaman”. Tidak ada kata gagal, hanya hasil yang belum sesuai keinginan. Seketika itulah semangat saya kembali muncul. Pikiran negatif pun pelan – pelan menguap. Sampai rumah (cikarang) hampir jam setengah 11. Makan, mandi, sholat, langsung tidur untuk melepas lelah menjemput energi untuk bekal esok hari.
Esok harinya saya tiba di kantor lebih awal. Saya pun langsung menulis surat (email facebook) kepada sang idola yang tidak berhasil ditemui. Intinya saya mau menyampaikan kalau peta petunjuk yang beliau kasih ga shahih. Surat tersebut saya kasih judul “Curhat Kopaja 613”. Karena memang di surat tersebut saya ceritakan secara gambalang kegagalan menemukan kopaja 613. Setelah email, terkirim plooong rasanya. Dan saya pun tak memikirikannya lagi. kerjaan yang telah menanti membuat saya lupa dengan drama Kopaja 613.
Dan sekitar pukul 5 sore, “ting” muncul notifikasi di YM ada email yang masuk terusan dari Facebook. Dan ternyata email balesan dari sang idola. Awalnya pun saya merasa biasa saja membuka isi surat tersebut. Dan memang benar isinya pun biasa – biasa saja. Hanya kalimat singkat yag kurang lebih menyampaikan “semoga lain waktu kita bisa bertemu”. Setelah itu ada jarak 3 enter-an kebawah yang ternyata surat tersebut masih ada lanjutannya. Dan isi lanjutannya inilah yang membuat saya shock, kaget luar biasa. Dibagian bawah beliau menyampaikan kalau saya diberi hadiah gratis untuk hadir di workshop 2 hari yang beliau adakan sekitar 3 minggu lagi. Wouw benar – benar membuat saya surprise. Wrokshop yang seharusnya membayar jutaan saya dapatkan gratis..tis..tis. Cukup lama saya belum membalas email tersebut, dikarenakan masih kaget super kaget. Hmmmmm….
Saya benar – benar mendapat pelajaran berharga dari pengalaman ini. Yang tadinya saya merasa sebagai orang yang sial, berubah menjadi orang beruntung, bahkan super beruntung. Betapa perjuangan untuk mencari ilmu, untuk mengembangkan pengetahuan diri, tak ada yang sia – sia. Bahkan seandainya saya ga diberi hadiah tiket gratis pun saya tetap bersyukur. Bersyukur dan bangga akan keseriusan saya dalam perjuangan mencari sebongkah ilmu.
Sebagai penutup, saya jadi teringat dengan pembuka buku “The Science of Luck” karya Bong Chandra, yang berbunyi : “Orang beruntung adalah orang sial yang keras kepala dalam mengejar keberuntungannya”. Kalau dikaitkan dengan cerita diatas jadinya seperti ini : “Toha yang beruntung adalah toha yang sedang SIAL (Jalanan cikarang macet, Kopaja 613 tidak muncul – muncul), namun KERAS KEPALA (meski macet tetep diterjang, meski Kopaja 613 ga muncul – muncul tetap ditunggui) dalam mengejar keberuntungannya”
Dan mungkin anda bertanya – tanya siapakah orang yang telah berbaik hati pada saya tersebut?. Dengan menarik nafas perlahan, saya beritahukan siapa nama orang tersebut. Nama orangnya adalah……………….. IKHWAN SOPA. Iya, Pak Ikhwan Sopa lah orangnya. Silahkan kunjungi Blognya di http://blog.qacomm.com/, dan Follow twitternya di @IkhwanSopa.
Salam Beruntung Penuh Berkah
Toha Zakaria