Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

April 6, 2013

Workshop Forgiveness Therapy –Asep Haerul Gani–

Filed under: Inspirasi Pribadi — Tags: , — TOHA @ 3:32 pm

“Memaafkan bukan berati melupakan, memaafkan bukan berati menyetujui. Memaafkan adalah urusan terbesar kita dengan diri kita sendiri”

Toha Zakaria - Asep Haerul gani 2 April 2013, Hari selasa pagi jam di Hp sudah menunjukkan pukul 6 lebih 15. Saya pun mempercepat langkah di gang menuju jalan besar. Sejenak membelokkan langkah ke ibu penjual nasi pecel untuk beli sarapan. Karena waktu semakin mepet saya minta nasi pecel dibungkus saja. 5 ribu perak untuk sebungkus nasi pecel lengkap dengan 2 buah tahu goreng. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit di pinggir jalan, akhirnya yang ditunggu datang juga. Bus Mayasari 122 warna biru jurusan Senen (cikarang-senen). Meskipun jalan mulus namun tak menjamin perjalanan mulus, begitu juga dengan perjalanan pagi ini. Menjelang masuk tol cibitung macet panjang menjadi hiasan perjalan pagi ini. Hampir setengah jam lebih untuk lolos dari hadangan macet. Sarapan nasi pecel pun menjadi teman macet yang nikmat. Macet kedua pun menghadang di tol cawang, namun kali ini tak separah macet yang pertama. Setelah melalui 2 jam lebih di dalam bus mayasari akhirnya sampai juga tujuan. Saya turun di depan gramedia matraman untuk kemudian naik bis PPD P213 jurusan grogol dan kemudian turun di depan kampus Atmajaya Sudirman.

Begitu memasuki kampus hati saya menjadi bergetar melihat banyak mahasiswa lalu lalang di dalam kampus. Seakan saya turut merasakan menjadi mahasiswa seperti mereka. Sebuah kewajaran yang tak kesampaian, merasakan kuliah, merasakan menjadi mahasiswa seperti mereka. Sosok ibu saya pun muncul kembali dalam kerinduan pagi ini.

Hampir jam setengah sepuluh akhirnya saya tiba disebuah ruangan yang mana sudah berkumpul sekitar 20 orang. Hari ini menjadi salah satu hari istimewa bagi saya. Betapa tidak, dua hari kedepan saya akan belajar langsung Forgiveness Therapy dengan guru besar kang Asep Haerul Gani. Terakhir bertemu beliau di kelas IHS 2012 (indonesia Hypnosis summit). Sudah lama sebenarnya saya ingin ikut kelas beliau yang membahas forgiveness therapy, namun baru terwujud sekarang. Jauh sebelumnya saya juga sudah mencari di gramedia buku dari kang Asep Haerul Gani yang judulnya sama dengan workshop kali ini, forgiveness therapy ~maafkanlah niscaya dadamu lapang~, namun stok habis.

2 hari ini saya benar – benar belajar banyak tentang pemaafan. Suasana kelas yang rileks penuh canda tawa menjadikan materi sangat mudah terserap dan mengkristal di sanubari peserta. Saya akui kang Asep Haerul Gani memang pandai dalam berolah kata bertawa makna. Banyak praktek menjadikan workshop kali ini menjadi lebih hidup.

Memaafkan menjadi tema menarik untuk dibahas. Semua dari kita pasti pernah mengalami peristiwa yang membuat kita merasa terdzolimi, marah, dendam, sakit hati, kecewa, malu, dan lain – lain. Dan betapa kita sering lebih senang berlama – lama menyimpan kumpulan rasa negatif tersebut dan tidak mau memaafkan. Padahal kumpulan rasa negatif tersebut sedikitpun tidak akan bisa melukai orang yang tidak kita maafkan, malah akan membuat mental psikis kita lemah dan dalam jangka panjang juga berpotensi memunculkan penyakit psikosomatis (penyakit yang disebabkan pikiran) yang lebih berbahaya.

Dari workshop forgiveness therapy ini saya belajar bahwa kemampuan kita untuk meemaafkan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan kita. Memaafkan bukan berati melupakan kejadian yang membuat kita marah, memaafkan bukan berati menyetujui sikap pelaku yang membuat kita dendam, memaafkan bukan berati membuat harga diri kita jatuh dihadapan pelaku. Seburuk apapun peristiwa yang membuat kita marah, dendam, sakit hati, kecewa, sedih, dan lain – lain, pasti ada hikmah di dalamnya. Bahkan bisa jadi akan menjadi awal dari munculnya sebuah kompetensi hidup yang positif. Misal menjadi lebih dewasa, menjadi lebih termotivasi untuk meraih sukses, menjadi lebih berhati – hati dalam bersikap, dan lain – lain. Dan indikator penting ketika sudah memaafkan seseorang adalah munculnya belas kasih, kemurahan hati, dan cinta dari kita untuk orang tersebut.

Saya masih ingat betul pelajaran dari orang tua saya ketika saya masih kecil. Seringkali ketika ada yang menggunjing dan menjelek – jelekkan bapak ibu saya di hadapan saya, saya langsung melaporkan dan memprovokasi bapak ibu saya untuk melakukan ‘perang’ pembalasan. Namun bukan kemarahan yang saya dapatkan dari bapak ibu saya, malah dengan santainya bapak ibu saya menjawab “yo wes ben ora krowak ae”, yang kurang lebih maknanya “ya udah biarin aja orang mau ngomong apa, sedikitpun kita gak rugi”. Dulu saya sering kecewa mendapat jawaban seperti itu, kenapa orang tua saya adem – adem saja padahal dijelek – jelekin orang lain. Namun setelah dewasa saya pun menjadi mengerti terhadap jawaban luar biasa tersebut dan bangga dengan sikap bapak ibu saya yang dulunya saya anggap aneh.

Dari wokshop forgiveness therapy ini saya juga mendapatkan banyak teman baru yang tentunya semakin menambah indah kehidupan ini. Saya ucapkan banyak terimakasih setulus – tulusnya kepada Kang Asep Haerul Gani atas ilmu yang sungguh luar biasa ini. Terimakasih juga untuk teman – teman peserta workshop dan panitia yang turut menjadi warna suksesnya acara ini. Untuk pak Achmad, pak Kisu, mas Adri, mas Fadhly, mbak Amanda, mbak Femi, mbak Rike, mbak Ayik, mbak Anas, mbak Mira, mbak Rini, mbak Zia, mbak Nina, mbak Yayu, mbak, Lusi, mbak Lanny, dan juga mbak Eva.

“Memaafkan itu ibarat Peternak yang diseruduk Domba Garut hingga dirawat di Rumah Sakit, dan usai sembuh ia mendatangi memelihara dan menyayangi Sang Domba Garut dengan penuh perhatian” ~Asep Haerul Gani~.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress