Di penghujung Jum’at sore, tubuh lelah setelah seharian mengurus SiJum edisi ke-120. Rencana untuk hadir besok di acara Gathering Milad SiJum (di jogja) terus berputar dalam pikiran. Padahal Kisah perjalanan hari ini masih panjang. Sebelum waktu Maghrib datang, Saya bersama istri dan kedua anak saya menuju Gayuhan Rumah mertua. 13 km dari pacitan kota. Jeda waktu maghrib menuju isya Saya gunakan sejenak untuk, kata orang jowo ‘ngeluk boyok’. Karena nanti ba’da isya ada agenda rutin Jum’at Malam, agenda Kajian melingkar, di wonogondo. Sekitar 18 Km dari rumah mertua.
Usai isya Saya pun berpamitan kepada istri dan dua putri Saya, Faiza & Fauzia. Berpamitan akan pergi dua hari ke jogja. Tapi nampaknya kedua putri Saya masih ingin berlama-lama bercengkrama dengan bapaknya. Sangat terlihat dari wajahnya. Saya pun tetap berangkat sesuai rencana.
Setengah 11 Malam sampai dirumah Nanggungan usai pulang dari wonogondo. Sekitar 1 jam Saya mempersiapkan segalanya untuk keperluan 2 Hari di jogja. Karena CS Agen travel mewanti-wanti agar nanti sudah siap dijemput setengah 3 pagi. Artinya jam 2 harus sudah terbangun.
Jarum jam kamar menunjukkan pukul setengah dua belas lewat. Masih ada dua setengah jam untuk tidur memulihkan tenaga. Tidur yang sangat dirindukan sejak siang. Satu jam berjalan entah kenapa kok susah banget merem. Ngantuk iya, lelah iya, namun entah seperti ada yang menahan. Benar saja… Pukul Setengah satuan istri mengabari lewat sms kalau Faiza nangis, bangun tidur mengeluh giginya sakit, dan adiknya (Fauzia) ternyata dari tadi belum tidur, masih dalam gendongan mamaknya. Tidak rewel, tapi entah mengapa kok tidak terlihat ngantuk.
Semakin dekat ke pukul 1 dinihari.
Istri akhirnya menelpon
“Mas, sampeyan segera pulang ngalor, ke Jogjanya dicancel mawon, Ini anak-anak sepertinya pengen bapaknya hadir dirumah. pembatalan travel diurus nanti saja.. yang penting pulang ngalor dulu”… Deggg…galaupun melanda.
Mosok sih agenda ke jogja yang sudah direncanakan matang dibatalkan?
Di penghujung telepon saya pun menenangkan kedua putri Saya..Bapak segera pulang. Terdengar suara istri menirukan yang Saya ucapkan dan mengulangnya kepada kedua anak saya.
Jalanan sudah sangat sepi… bertambah mencekam karena perasaan seorang ayah yang lagi bercampur-aduk. Sepanjang 13 km perjalanan hanya berpapasan sekali dengan kendaraan. Selebihnya diiringi sepi pukul 1 dinihari. Ngebut 1
Sampai dirumah Gayuhan, langsung masuk kamar. Fauzia, anak nomer dua saya ternyata sudah terlelap tidur. Istri bilang, begitu mendengar suara bapaknya mau pulang, selang beberapa menit langsung tertidur. Tinggal Faiza yang masih terlihat diam dengan sisa-sisa tangis lirihnya. Begitu Saya peluk dan Saya ajak ngobrol bertiga dengan mamaknya, seketika langsung kembali ceria.. malah akhirnya bercerita banyak tentang rencananya besok pagi pergi kerumah dek Bian (salah satu saudara) untuk melihat ikan. Saya tanya apakah giginya masih sakit, dia menjawab ‘pun sembuh’. Ajaib. Fauzia, adeknya terlihat sudah tidur pules.
Akhirnya saya ngomong ke Faiza mengulang yang sudah Saya sampaikan waktu masih sore.
Sambil Saya peluk, “Mbak, Bapak boleh ya ke jogja? Acara SiJum. Nanti Hari senin Bapak dirumah lagi”. “Nggih boleh Pak”.. Alhamdulillah.
Pukul 2.14, tiba-tiba ada telpon masuk. Waduwh inj pasti sopir travel mau jemput.
“Nggih.. nggih Pak, tunggu 15 menit lagi ya Pak.. insyaalloh kulo pun siap di depan PLN”.. ngebut 2.
Akhirnya belum genap pukul 3 Saya sudah meluncur menuju jogja Naik travel Andika. Jam 5 kurang sudah tiba di Jogja Kota. Selesai sholat shubuh, Saya melanjutkan naik Grab menuju Hotel Pakem Sari yang berada tak jauh dari lereng merapi.
Seharian mengikuti acara demi acara, lelah telah membuncah, tibalah di penghujung hari yang sangat dirindukan. Merindukan bantal kasur melambai-lambai.
..
Dari dalam sebuah kamar di penginapan lereng merapi Jogja. Melepas lelah meneguk berkah. zZzzz