Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

Buku consumer 3000

Consumer 3000, buku ini saya beli di gramedia graha cijantung seharga Rp 58000, kalau beli online biasanya harganya lebih murah. Saya membeli buku ini berawal dari langganan membaca tulisan mas yuswohadi, (penulis buku ini) di yuswohadi.com. Tulisan – tulisan beliau begitu renyah dan di update rutin. Disini kenapa judulnya konsumer 3000, angka 3000 ini mengacu pada pendapatan perkapita indonesia yang telah menembus US$ 3000. Dan jika sebuah negara pendapatan perkapitanya telah tembus US$ 3000, sejarah mencatat negara tersebut akan mengalami ledakan kemakmuran yang signifikan. Dan efek dari pendapatan perkapita indonesia yang telah menyentuh US$ 3000 itu telah melahirkan kelompok konsumen kelas menengah yang masive.

Secara sederhana, salah satu ciri dari konsumen kelas menengah adalah mempunyai pengeluaran antara US$ 2 s/d US$20 per hari. Konsumen kelas menengah masih dibagi menjadi 3 golongan, kelas bawah, tengah, dan kelas atas. Ledakan konsumen kelas menengah tersebut tentu diikuti dengan ledakan konsumsi kebutuhan yang meningkat tajam. Kelas menengah tidak lagi memikirkan SPP, apa itu SPP? Sandang, Pangan, Papan. Bukan berati tidak memikirkan lagi SPP, namun SPP sudah bisa mereka penuhi dengan mudah. Efek dari SPP yang sudah bisa dipenuhi tersebut meninggalkan dana berlebih di kantong mereka yang akhirnya membuat mereka “nggragas” -rakus-. Dana lebih ini lah yang akhirnya mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak lagi kebutuhan, alias keinginan. Kenapa saya bilang konsumen kelas menengah “nggragas”? karena mereka secara membabi buta sudah mulai melirik barang – barang yang sebelumnya dianggap wah/mewah dan sudah tidak lagi didasari sebagai kebutuhan, namun didominasi sebagai sebuah keinginan. Dan sifat keinginan yang lebih rumit ketimbang kebutuhan semakin membuat mereka kalap. Sebagai contoh, orang membeli iPad bukan hanya sekedar karena kebutuhan terhadap fungsi atau aplikasi iPad yang canggih, namun bisa saja didasari alasan yang aneh – aneh, misal biar terlihat keren, atau kalau pas nongkrong di mall sambil nenteng iPad akan dilihat banyak orang. Jadi memang benar kalau keinginan itu lebih nyleneh dibanding kebutuhan.

Di buku ini dijabarkan berbagai perilaku kelas menengah yang ada di indonesia. Salah satu yang menarik bagi saya adalah menjamurnya indomaret/Alfamart di indonesia. Ini mengingatkan kampung halaman saya, pacitan. 3 tahun yang lalu indomaret atau pun Alfamart di pacitan belum ada, namun 2 tahun belakangan ini indomaret dan alfamart muncul di mana-mana. Artinya, pacitan yang bisa dibilang masih ndeso dan terpencil saja sudah mulai memberikan tanda – tanda ledakan konsumen kelas menengah. Pikiran saya pun melayang ke sebuah toko di pacitan yang bernama Rejo M****. Kalau belanja di toko ini siap – siap kita dihadapkan pada wajah – wajah cemberut tidak ada senyum ramah sedikitpun dari pelayannya. Dan kadang kalau ada kembalian Rp.500 diganti dengan permen. Dengan perilaku yang seperti itu saya yakin tak lama lagi toko ini akan tutup, kalah dengan Indomaret/Alfamart yang memberikan kenyamanan dan keramahan dalam berbelanja, ditambah lagi ruangan ber-AC.

Buku ini menyadarkan pada kita semua bahwa ledakan konsumen kelas menengah di indonesia memberikan kita peluang dan tantangan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan mereka yang mulai meningkat dan semakin aneh – aneh.

Tak ada ruginya beli buku ini, harganya hanya 58 ribu namun manfaatnya sungguh – sungguh maknyos. Dari skala 1 sampai 10 saya memberi nilai buku ini 8.

Untuk melihat versi video dari artikel ini silahkan simak video dibawah ini :

Semoga bermanfaat.

Salam C3000 Penuh Berkah
Toha Zakaria