Hari ini tgl 31 desember 2007 adalah hari terakhir di penghujung tahun ini. Banyak diantara kita sudah familiar dengan kegiatan kebanyakan orang dalam menyambut tahun baru. Sore ini kebetulan aku masuk kerja. Hanya ada 3 nafas kehidupan yang hadir di gedung tempat kerjaku. Aku, security dan satu lagi temanku cowok. Sore ini sehabis sholat ashar aku mencari berita seputar penyambutan tahun baru di internet. Ada yang sudah menyiapkan pesta kembang api senilai ratusan juta rupiah. Pikir saya “duit kok di bakar”. Ada yang mengadakan do’a bersama, tak terkecuali presiden RI, SBY. Ada yang bakar – bakar , mulai bakar ikan, bakar bebek, sampai yang cuma sekedar bakar kayu.
Di internet aku menemukan banyak sekali nasihat – nasihat baik, mengenai sikap yang seharusnya dilakukan dalam menyambut tahun baru. Yang intinya adalah selayaknya kita mengevaluasi kegiatan kita selama setahun yang telah kita lewati, dan mengupdate kembali rencana, tujuan serta harapan di tahun yang akan datang. Selanjutnya aku mereview kembali apa yang telah aku jalani dan peroleh selama tahun 2007. Yang kemudian aku jadikan inspirasi untuk menyusun tujuan dan harapan di tahun 2008. Setelah tujuan dan harapan selesai aku jabarkan, aku mencoba merenung dan meresapinya. Akupun teringat bapakku yang berada di kampoeng. Bapakku telah menjadi sumber inspirasi terkuat dalam mengejar tujuan – tujuanku. Lewat hubungan cinta – kasih yang luar biasa, memberiku energy kehidupan yang luar biasa. Akupun berpikir : tujuan telah ku jabarkan, tentunya harus aku komunikasikan dengan yang di atas. Dengan Allah Sang pencipta. Yang memiliki dan menjalankan system kehidupan yang aku jalani. Dan akhirnya akupun tambah yakin, “supaya harapanku di tahun depan terwujud, aku harus menkomunikasikannya dengan Allah sang penguasa”. Akan tetapi ada satu yang mengganjal di hatiku. Kalo menyampaikannya ke Tuhan sendirian, kira – kira apa cuma kecil frekuensinya?. Dan akupun sungguh kaget karena dalam hitungan detik aku menemukan inspirasi yang sangat luar biasa. Aku berencana menelpon bapakku dan menyampaikan keinginan dan harapanku kepada Tuhan dengan juga di dengarkan bapakku. Karena menurut aku, tentu akan sangat luar biasa frekuensinya jika di dorong rasa cinta kasih dari bapakku. Akupun menyiapkan rencana. Pertama aku sms bapak, kalo nanti jm 9 malam aku mau nelpon dia –maklum HP punya kakak. Dan tepat jm 9 akupun menelpon bapakku untuk memulai berdoa menyongsong tahun baru. Dan sungguh luar biasa. Saya merasa sangat tersentak dengan doa – doa yang saya haturkan. Dan selesai doa, dengan bercanda bapak meambahkan “doanya tadi kurang satu : semoga bapakku bebas dari hutang”. Akupun tertawa dan mencoba membalasnya “kan tadi sudah di tambah “Ya Allah Cukupkanlah Rejeki bapakku”.
Ini merupakan pengalaman pertamaku melakukan doa online jarak jauh dengan orang yang mengasihiku dan membesarkanku. Dan setelah saya pikir – pikir, memang hal yang saya lakukan merupakan hal yang baru dan unik. Dan mungkin perlu di teruskan di waktu – waktu mendatang. Agar kehidupan ini lebih indah dan bermakna.
Salam penuh Berkah
Toha Zakaria
[…] dengan artikel yang saya tulis 2 tahun lalu. Tepatnya ujung desember 2007. Artikel yang berjudul Doa Online. Jika anda belum pernah membacanya silahkan baca artikel tersebut. Mungkin bisa memberikan […]
Pingback by Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Ikatlah Dengan Menge-Blog-kannya » MENYONGSONG TAHUN YANG SELALU BARU — December 17, 2009 @ 10:18 pm