“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” ~Ali-Imran : 185~.
Seperti tadi telah dibuka dengan surat Ali-mran bahwa setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. Betapa kematian telah melumpuhkan segala ego kecintaan kita terhdap dunia, kekawatiran terhadap bahtera kehidupan.
Hidup hanya sekali, lalu setelah itu mati. Untuk apa kita membangga – banggakan tubuh fisik kita yang suatu saat nanti akan hancur menjadi tulang belulang. Untuk apa kita membangga – banggakan harta kita padahal semua itu akan musnah. Ingatlah orang tuamu, ketika engkau masih mampu untuk membahagiakannya. Bahagiakanlah sekuat tenaga. Sebelum mereka pergi untuk selamanya dan engkau mengatakan “duh seandainya ibuku masih ada, tentu akan aku bahagiakan se-bahagia – bahagianya”.
Jangan sampai penyesalan itu datang dikemudian hari. Ingatlah wahai jiwa, sesungguhnya apapun yg engkau banggakan tentang dunia semua akan lenyap, apapun yang engkau kawatirkan tentang kehidupan dunia pun juga akan lenyap ditelan kematian. Hanya amal dan semua kebaikan yang kita perjuangakan dalam hidup ini yang akan dinilai oleh Allah. Tidaklah Allah menciptakan kita kecuali hanya untuk mengabdi.
Wahai jiwa, seandainya sekarang engkau menghadapi masalah yang sangat pelik, ingatlah bahwa masalahmu tak ada apa – apanya dibanding siksa kubur dan siksa neraka yang telah diciptakan Allah. Menukil judul sebuah buku, “Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati”. Mungkin kita sering dikhawatirkan oleh hiruk pikuk kehidupan dunia, ada yang ditolak cewek, ada yang lagi menghadapi banyak hutang, ada yang punya masalah kerjaan yang begitu rumit, ya itu semua hanya fatamorgana kehidupan dunia. Selama kita masih dalam jalur yang diridhai Allah, apapun yang kita hadapi dalam kehidupan ini harus dihadapi dan di syukuri. Tanpa disadari derita haruslah disyukuri karena itu pertanda bahwa kita masih hidup. Yang dengan kehidupan itulah kita memperjuangkan berbuat baik, beribadah kepada Allah.
Mungkin, Sering kita mengeluhkan kehidupan yang seakan tak berpihak pada kita, mungkin sering kita mengeluhkan nasib baik yang kadang tak berpihak pada kita. Maka jangan kawatir wahai jiwa, sesungguhkya apapun yang engkau dapatkan dalam kehidupan ini, apapun yang engkau perjuangkan dalam kehidupan ini InsyaAllah selama masih dalam ridha Allah harus terus engkau jaga dan perjuangkan.
Kematian benar – benar menjadi obat bagi apapun masalah kehidupan. Ketika rutinitas telah melalaikan kita dari kematian, dannn tiba – tiba bummmm… terdengar kabar bahwa tetangga kita ada yang meninggal, seketika kita ingat kembali dan menyadari kembali bahwa kita hidup di dunia ini tidak abadi, tidak selamanya. Kita melihat mayat yang membujur kaku, keluarganya ditinggalkan, harta bendanya ditinggalkan, dan masuk ke liang kubur pun dalam keadaan sendiri. Maka ketika jiwa telah berpisah dengan raga, hanya amal sholeh yang menjadi senjata kita, hanya anak-anak yang sholeh lah yang akan menjadi investasi kita, ilmu bermanfaat yang telah kita rajut akan selalu menjadi cahaya pelindung kita. So, wahai jiwa yang di ridhai Allah, perbanyaklah berbuat kebaikan, didiklah anakmu menjadi anak yang sholeh, tebarkanlah ilmu yang bermanfaat, yang semua itu akan menjadi penolong bagimu kelak.
Seringkali kematian menjadi sebuah hal yang tidak kita inginkan. Pdahal itu adalah hal pasti yang akan terjadi. Katakanlah sekarang umur telah menginjak 25 tahun, mungkinkah akan bertahan sampai diatas 100 tahun? 1000 tahun?, sungguh muskil. Semoga kita menjadi peribadi yang bener – bener mengingat kematian sebagai cambuk dalam setiap langkah kita dalam mengarungi kehidupan dunia ini.
Untuk melihat versi video dari artikel ini silahkan Klik Disini.
Semoga bermanfaat
Salam Penuh berkah.
Toha Zakaria,