“Menjadi sebuah kebahagiaan ketika kita mampu berbagi kebahagiaan”
[Curhat]. Hari minggu di bulan February. Ketika pagi masih sedikit buta saya sudah berada di pinggi jalan raya untuk menunggu bus mayasari yang akan mengantarkan saya ke priok. Ya, saya mau ke priok. Silaturohim ke tempat bibi (adik kandung bapak saya). Namun silaturohim kali ini sedikit istimewa karena saya mau memberi sedikit kejutan pada dua anak yatim yang masih kelas 2 & 3 SD, yaitu asrul dan bintang. Kedua anak yatim tersebut adalah anak dan cucu dari bibi saya. Umur mereka tak berbeda jauh, hanya selisih 1 tahun. Asrul, Ayah (anak bibi) dan Ibunya meninggal ketika masih bayi. Sedangkan bintang ditinggal Ayahnya (Suami bibi) ketika berumur 4 tahun. Mereka tinggal bertiga disebuah kontrakan di daerah semper. Awalnya mereka tinggal berempat yaitu dengan Ria-26 (kakaknya bintang). Semenjak suami bibi meninggal (2007) Ria menjadi tulang punggung keluarga. Ria bekerja sebagai buruh pabrik garmen daerah pulogadung untuk menghidupi ibu, adik (bintang), dan keponakannya (asrul). Namun takdir menjodohkan Ria dengan pemuda pacitan jawa timur. Ria menikah tahun 2010 dan pindah ke pacitan hidup bersama suaminya. Semenjak itu bibi saya bertanggung jawab terhadap kelangsungan anak dan cucunya, bintang dan asrul. Dengan berjualan nasi uduk setiap pagi, menjadi modal untuk menyambung hidup.
Pagi itu saya berangkat naik bus mayasari menuju priok. Sampai priok sekitar pukul 8.00. senyuman merekah bibi menyambut kedatangan saya. Ternyata asrul belum terbangun dari tidurnya. Bintang terlihat asik bermain yoyo. Sekitar setengah jam melepas lelah, asrul bangun dari tidurnya dan mencium tangan saya. Langsung saya utarakan maksud saya untuk mengajak asrul dan bintang jalan – jalan dan makan – makan. Jalan – jalan ke toko buku gramedia.
Berangkatlah kami bertiga ke gramedia klapa gading –Lokasi terdekat-. Dari depan gang islamic center kramat tunggak naik angkot 06 jurusan terminal tanjung priok. Saya amati mereka berdua –bintang dan asrul– asik mengamati setiap pemandangan yang ada di depan kaca angkot. Seakan mereka jarang sekali keluar rumah. Kami turun di pertigaan mambo dan tukang angkotnya saya kasih duit goceng (bertiga) tanpa ada komplain.
Sampai di mambo saya tanya pada mereka berdua, “bintang-asrul dah pernah naik busway belum?”. Mereka serentak menjawab “belum mas, belum pernah. Naik busway donk”. Akhirnya kami bertiga naik busway yang baru diresmikan 31 desember kemarin –jalur cililitan tanjung priok-. Kami bertiga naik dari halte Mambo (Enggano). Terlihat sekali keceriaan di wajah mereka. Keceriaan yang tak ternilai harganya di hadapan saya. Seakan saya telah membuat dunia tertawa untuk mereka. Disepanjang jalan mereka cas cis cus “mendalang” layaknya seorang dalang, mengomentari setiap yang terlihat dan terasa aneh atau unik dimata mereka. Diiringi senyuman saya menjawab setiap partanyaan mereka tentang apapun yang barusan mereka lihat dan memunculkan rasa penasaran. Sepanjang perjalanan naik angkot dan busway sayapun menyelipkan kalimat – kalimat motivasi dan nasehat kepada mereka berdua.
Akhirnya kami bertiga sampai di halte mall arta gading (MAG). Kami pun turun menyusuri jalur halte busway yang memanjang persis dibawah tol mirip penjara. Berjalan di tengah terik matahari menuju mal arta gading tak menyurutkan keceriaan mereka berdua. Sampai depan mall terlihat banyak mobil parkir, sayapun mencoba bercanda untuk membumbui keceriaan siang yang terik. Saya berkata pada mereka “Cul (asrul), tang, ini mobil mas toha dipinjem dah lama belum dibalik – balikin”, begitu saya membuka pembicaaraan sambil saya menunjuk sebuah mobil alphard. Dan tawa pun meledak dari mereka berdua. Bercanda sambil ber-Afirmasi hehehe. 🙂
Tepat memasuki pintu utama mall artha gading sebuah patung kelinci besar seakan telah dipersiapakan untuk menyambut kedatangan kami bertiga. Kebetulan masih dalam suasana tahun baru imlek. Jujur, saya masih awam dengan mall artha gading. Ini kali kedua saya berkunjung ke mall ini. Setalah bertanya pada petugas letak gramedia (di lantai 2), kami pun melanjutkan langkah menuju sana. Ditengah menyusuri eskalator, Bintang berteriak “mas toha, naik lift donk. Itu ada lift”, asrul pun menimpali, “iya mas naik lif donk”. Saya pun kaget dengan permintaan mereka dan balik bertanya “emang belum pernah naik lift?”. Asrul menjawab “pernah sih, tapi baru sekali dan dah lama banget”. Melihat kepolosan mereka saya kaget campur terharu. Betapa mereka memang jarang sekali menikmati suasana seperti ini. Dan untuk memuaskan mereka, saya ajak mereka berdua naik lift dari lantai 1 ke lantai 3, naik – turun lagi, naik lagi – turun lagi. Bolak – balik sampai tiga kali untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Setelah putaran ketiga, sebelum berkunjung ke gramedia mereka saya ajak ke ATM center untuk mengambil uang tunai. ATM pun menjadi barang asing di mata mereka berdua. Melihat saya memasukan sebuah kartu dan keluar uang dari mesin ATM, bintang dengan polosnya berkata “enak ya tinggal masukin kartu keluar duitnya, ambil aja yang banyak mas”. asrul pun menimpali “itukan duit mas toha sendiri, tang”. Wah ternyata asrul lebih paham ketimbang bintang. Sesungging senyum pun keluar dari bibir saya membalas kepolosan mereka. Sayapun memberi penjelasan pada mereka berdua perihal mesin ATM. Tentunya sebuah pengetahuan baru bagi mereka.
Sebelum memasuki gramedia saya menyelipkan motivasi disetiap percakapan yang terjadi. Salah satu yang saya sampaikan pada mereka adalah “gramedia adalah tempat buku, buku untuk dibaca. Dan hendaknya kita punya hobby membaca. Kenapa harus punya hobby membaca? Karena : Banyak membaca banyak tahu, biasanya orang yang tidak banyak membaca adalah orang yang tidak banyak tahu, tidak banyak tahu identik dengan kebodohan, dan kebodohan sangat dekat dengan kemiskinan”. “tentu kalian tidak ingin menjadi orang miskin kan?”. Mereka mengangguk. Ini pertama kali mereka menginjakkan kaki di gramedia. Keluguan mereka benar – benar terlihat saat masuk ke dalam gramedia. Candaan, nasehat, celotehan, menghiasi suasana bertiga di gramedia. Akhirnya masing – masing mereka memilih 2 buku untuk dibawa pulang. Diantaranya adalah buku tentang pantun dan buku tentang doa sehari –hari.
“Waktunya makan – makan”, begitulah saya memberi aba – aba pada mereka, begitu keluar dari gramedia. “Horee…..” bintang menimpali. “iya dah laper mas”, asrul menambahi. Akhirnya kami bertiga masuk ke sebuah salah satu foodcourt yang ada di lantai 2. Bintang memilih lemon tea dan nasi goreng seafood, asrul memilik jus alpukat dan nasi goreng sosis. Sambil menunggu makanan disajikan, yang ternyata cukup lama – 20 menit – , saya sedikit mereview buku – buku yang barusan mereka pilih. “jangan hanya menilai buku dari sampulnya, setelah melihat sampul depan lihat juga sampul belakangnya. Setelah itu daftar isinya, baru kemudian buka – buka dan amati secara acak isinya” begitulah saya memulai pembicaraan sambil menunggu pesanan dihidangkan.
Tak perlu menunggu lama akhirnya hidangan yang ditunggu – tunggu datang juga. Kami bertiga langsung tancap gas menikmati senikmat – nikmatnya hidangan tersebut. kali ini juaranya adalah bintang. Ya, dia selesai lebih dulu, mungkin saking lapernya. Sambil memegangi perutnya yang kekenyangan, bintang sedikit merebahkan badan di kursi. Saya lihat asrul masih menikmati hidangannya.
Setelah semua dihabiskan tanpa sisa, saya pun mengajak mereka untuk pulang. Bila tadinya berangkat naik busway, maka baliknya naik metromini. Iya, saya mengajak mereka berdua untuk naik metromini menuju semper. Tanpa menunggu lama metromini P07 jurusan senen-semper telah muncul. Disepanjang jalan asrul dan bintang terlihat tidak banyak bicara. Capek dan kenyang membuat mereka ngantuk. Dan benar saja, pas metromini masuk daerah plumpang, bintang terlihat tidur dan asrul mulai ketularan. Saya pandang wajah mereka, Semburat kebahagiaan yang tidak bisa diwakilkan tentunya.
Jam HP menunjukkan pukul 14.10. Setelah mengantar mereka berdua pulang, sayapun langsung pamit untuk pulang ke cikarang. Bus mayasari yang jurusan Cikarang mengantarkan saya ke cikarang. Suasana bus yang panas tak menghalangi kelelahanku untuk tidur di dalam bus.
Hari ini saya belajar dari sebuah hal sederhana yaitu berbagi kebahagiaan. Tentunya sebuah kebahagiaan ketika kita mampu membahagiakan orang lain.
Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria
terharu.. saya bs membayangkan betapa senangny dua anak itu diajak jalan2.. sering2 aja mas toha, biar asrul
Comment by risca — May 12, 2011 @ 12:37 am
@Risca. Terimakasih ya. saya yakin, Banyak memberi banyak menerima. sukses selalu ya.
Comment by TOHA — May 13, 2011 @ 12:12 am