Catatan Hati Seorang Istri – 5 tahun usia Pernikahan
Oleh : Elis zanaresti.
Lima tahun Pernikahan bersama Toha Zakaria.
Hemmm… 5 tahun yang indah, 5 tahun penuh makna, 5 tahun penuh rasa bercampur aduk. 5 tahun emasku. Tak pernah kurasakan keajaiban hidup yang se-amazing ini sebelumnya. Kelahiranku… Ulang tahun pertamaku… Masa-masa kanakku… Masa-masa juara kelasku… Ataupun masa kuliahku tak bisa mengalahkan keindahannya.
Ada rasa pertama jatuh cinta yang sebenarnya, kepada seorang pria. Pertama merasakan sentuhan seorang pria yang sangat asing sebelumnya, menikmati kehamilan pertama dan kedua, melahirkan putri-putriku, menyusui dan menemani mereka bermain, hidup di rumah suami bersama mertua dan lingkungan yang jauh berbeda dengan rumah asalku, belajar banyak hal kepada guru terbaikku, Bapak Toha Zakaria. Dia adalah suami, guru, teman, sahabat, partner, pacar, dan tentunya pengganti ortuku. Yang mendidik sekarang, menanggung biaya hidupku, dan bertanggung jawab atas polah tingkahku.
Toha Zakaria…. Sosok yang asing, hingga kini banyak hal yang selalu kupelajari darinya dan berusaha belajar bersamanya.
Kisah terunik tak terlupakan selama 5 tahun terakhir ini… Biasanya kalau pas dapet Haid, nyantai-nyantai aja soal PEMBALUT. Dibelikan yang harga mahal, mau. Yang murah pun tak masalah, bahkan pakai kain pun Aku its ok.
But…karena keadaan yang ribet momong 2 balita (kini 2 & 4 Tahun), Aku pilih pembalut aja yang tak banyak makan waktu buat nyuciin. Meskipun sebenarnya dalam batinku aku pengen banget pake pembalut kain yang sudah siap pakai, tak perlu bingung melipat-lipat kain. Dan tentunya lebih ramah lingkungan. Tapi aku paham butuh budget lumayan. Aku tak mau memberatkan suamiku. Akhirnya akupun suka beli pembalut versi jadul tanpa garis pengaman, tanpa gel yang harganya ramah di kantong, dan bisa kubeli di warung dekat rumah.
Nah, seperti biasa suamiku yang jago masak, laki-laki yang begitu telaten membelikan kebutuhanku, bahkan untuk urusan kebutuhan rumah tangga, suamiku pula yang belanja. Brambang, bawang, lombok, sabun, dll. Dia selalu cekatan memenuhi semua keperluanku.. Kali ini dia ingin membantuku membelikan pembalut di toko Enggal 2 sekalian belanja yang lain. Sampai dirumah, naluri perempuanku (yang suka ngirit dan itung2 uang belanja) keluar.
“MasyaAllah Pak… Pembalutnya bagus sekali…” Alias mahal sekali (tapi cuma tak batin)… Justru yang keluar kata-kata lain..
“Hmmm… Lha ini isinya cuma dikit… Mana cukup buat seminggu… Udah tak kasih tahu, beli aja di warung yang murah dan isinya banyak. Gimana ini kalau 3 hari sudah habis..???!!.
Tegang, tegas aku menjelaskan dengan wajah penuh kecewa pada pemberian suamiku…
.
Suamiku yang merasa ini bukan daerah ‘keahliannya’ terlihat begitu diam terpukul dan berkali-kali minta maaf karena dia membelinya (pembalut) pun dengan penuh kebingungan, ragu, karena ini bukan daerah ‘keahliannya’.
.
Akhirnya diskusi kututup dengan segera mengenakan pembalut pembelian suamiku… Berjalan beberapa hari, akupun berniat menyampaikan testimoni tentang pembalut ‘mahal’ itu.
“Pak, ternyata pembalutnya nyaman banget, daya tampungnya besar, aku tak perlu bolak-balik ganti karena tembus. Subhanalloh, walaupun isinya dikit ini sudah cukup banget buat seminggu…
Glodakkk…. Suamiku langsung berdiri membuka lemari kecil yang jarang Aku buka, sambil menunjukkan kantong plastik berisi sebungkus pembalut.
“Maaakkk…. Sampeyan sadar gak, tiap hari pembalutnya kutambahin satu-satu biar gak habis buat seminggu??”
“Lho kok… Pembalutnya jadi ada dua bungkus, Pak? dan semua sudah kebuka? Gimana ceritanya, Pak… Kok bisa lho???”
“Ya begitu melihat respon pertama sampeyan saat kubelikan pembalut ini…. Spontan aku beli lagi satu bungkus tanpa sepengetahuanmu”.
Cie..cie, ini namanya romantis apa nyebelin, apa gemesin ya!! Pengen muntah saking kepingkel-pingkel menahan tawa, menahan haru, menahan tersipu, menahan air mata, dan menahan semuanya.
Suamiku ini penak’e dikapakke yooooooo!
Ahhh…diambung wae!
Itulah suamiku….. TOHA ZAKARIA… dengan segenap jiwa, sepenuh hati, sekuat tenaga ia tunaikan tanggung jawab dan amanahnya sebagai seorang suami dan Bapak bagi anak-anak. Semoga Allah memudahkan terwujudnya semua impian dan citanya… Aamiin.
Barokalloh.