“Jangan merasa rugi, toh dulu kamu dilahirkan juga tidak memiliki apa – apa bahkan sehelai benang sekalipun. Kalau sekarang kamu masih memiliki kain yang menempel di tubuh, sungguh engkau masih beruntung”
Malam minggu di minggu – minggu awal bulan desember. Terdengar suara SMS masuk di HP. Setelah saya cek ternyata SMS dari saudara jauh yang mau pinjem duit. Kening saya pun berkerut, dan saat itu juga saya bales SMS tersebut dengan menyampaikan bahwa saya tidak bisa bantu. Saya pun juga sudah menjelaskan kalau stok saya tinggal sedikit bahkan tidak cukup untuk bertahan 1 bulan kedepan, hingga gajian tiba. Namun sepertinya apa yang sedang dihadapi saudara saya tersebut benar – benar Penting. Malam itu pun saya memutar otak bagaimana supaya saya bisa bantu mencarikan duit untuk saudara saya. Hingga jam 12 malem saya belum bisa tidur, pikiran berputar – putar mencari solusi terbaik. Ahaa… akhirnya saya dapet ide. Meskipun saya tidak bisa ngasih pinjeman langsung apa salahnya jika saya minta tolong teman untuk ngasih pinjaman. Malam itu pun saya menyusun rencana untuk pinjem duit ke temen kerja untuk kemudian dipenjemkan ke saudara saya. Pinjam untuk dipinjamkan lagi, begitulah kira – kira judulnya.
Selesai sholat shubuh sekitar jam setengah 5 lewat saya langsung SMS ke teman kerja untuk pinjem duit. 1 jam telah lewat namun tak ada balasan SMS masuk. Akhirnya SMS saya kirim ulang lagi. Dan tepat 5 menit setelah SMS ke dua terkirim masuklah sebuah SMS balasan. Alhamdulillah di kabulkan. Akhirnya saya pun segera meluncur dengan tunggangan setia (sepeda) menuju rumah teman saya tadi, yang berjarak sekitar 12 Km. Di tengah jalan ada SMS masuk, saya di suruh menunggu di halte jababeka 2 samping pom bensin. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya yang ditunggu datang juga. Lembar – lembar 50 ribuan akhirnya berhasil didapatkan.
Lalu bagaimana saya transfer duit ini ke saudara saya? Kan ini hari minggu, Bank tutup. Hmmm… saya ga kehabisan cara. Jurus lama masih segar dalam ingatan. Segera saja saya lari ke ATM BCA yang ada di belakang Pom bensin. Sepeda saya tinggal di Halte. Dan Alam semesta pun Mendukung (Mestakung). Ada mbak – mbak yang terlihat sibuk di depan ATM, dan langsung saja saya deketin dan mengutarakan niat. Saya pun bilang ke mbak berjilbab itu kalau saya ingin minta tolong ditransferkan uang ke rekening saudara saya melalui ATM beliau. Dan selanjutnya saya ngasih duit cash ke mbak tersebut. Dan tanpa pikir panjang mbak tersebut menyetujui. Dan uang yang saya terima dari teman saya tadi langsung saya serahkan ke beliau plus no rekening BCA Saudara saya. Alhamdulillah berhasil, plong rasanya bisa bantu saudara jauh.
Dan tepat sehari setelahnya yaitu hari senin, sepulang kerja saya sholat maghrib di masjid Nurut Taqwa Gardu sawah, cikarang. Selesai sholat saya dikejutkan hilangnya tas saya. Spontan saya pun panik dan langsung lari ke depan pintu gerbang masjid untuk mengantisipasi seandainya bener dicuri. Akhirnya tas saya bener – bener raib diambil orang. Seketika saya langsung shock campur lemes. Terbayang isi tas yang sangat berharga untuk ukuran saya. Flasdisk, Alquran, Modem, KTP, 2 buah ATM yang sudah kosong isinya 🙂 , uang penghuni terakhir, plus Jamur dan Beras 1 liter yang saya beli pas pulang kerja. Setelah memastikan tas benar – benar hilang saya langsung meninggalkan masjid. Namun bukan untuk pulang ke “Apartemen”, melainkan pergi kerumah mas luqman (abang). Pikiran saya campur aduk. Kaget, kecewa, campur lemes. Seakan saya tidak bisa menerima apa yang terjadi. Saya merasa sangat rugi dengan hilangnya tas tersebut. Gajian masih lama, bagaimana untuk bertahan?.
Sejenak saya duduk di pinggiran jalan perumahan telaga sakinah yang remang – remang. Saya pun sampai lupa kalau lagi puasa dan belum berbuka. Ahaaa… Ditengah pikiran yang melayang – layang munculah sebuah mantra yang pernah saya Rapal.
“Toha, kamu ga usah merasa rugi (ga ikhlas) dengan hilangnya tas kamu. Toh dulu ketika dilahirkan ke dunia ini kamu tidak memiliki apa – apa, bahkan sehelai benang sekalipun. Kalau saat ini masih ada baju yang menempel di tubuhmu, sungguh engkau masih beruntung”.
Wuszzzzzzzzz.. seketika langsung ploooong lega tanpa beban, tanpa merasa rugi karena tas hilang. Malah merasa bersyukur masih menjadi orang yang beruntung dengan segala keberlimpahan yang masih saya miliki. Hmm… bener – bener mantra yang dahsyat. Dahsyat untuk menaklukkan segala pahit kehidupan. Sebuah pelajaran maha penting saya petik dari keajadian ini, tak usah takut atau merasa rugi dengan badai kehidupan yang menghadang. “Masalah kehidupan hanyalah masalah pola pikir. Dan kalaupun ada kaitannya dengan materi, maka materi hanyalah efek sampingnya, maka jangan menghamba pada materi, biarkan materi yang menghamba pada pola pikir kita yang benar”. Itulah salah satu petuah dari dalam diri yang muncul malam itu.
Dan Alhamdulillah dengan keikhlasan menerima semua yang telah terjadi, akhirnya selalu ada jalan yang tak terduga. Dan 3 hari kemudian akhirnya ATM, KTP, dan Alquran saya bisa kembali ke pangkuan. Meski beras, jamur, tas, duit, dan jimat pencari rezeki (Modem) tak kembali.
Terimakasih Ya Allah.. Engkau sungguh maha kaya, terimakasih atas semua yang Engkau anugerahkan di Tahun 2011. Dan berilah keberlimpahan, kebijaksanaan dan kemudahan di tahun 2012… (Amien)
Salam Penuh Berkah
Toha Zakaria