Buku ini saya beli pada 30 September 2012 di Gramedia Graha Cijantung, Jakarta. Gambaran besar tentang buku ini membahas perihal Pikiran, emosi, stres, dan dampaknya terhadap tubuh. Jika diwakilkan dengan kalimat yang lebih singkat buku ini tentang PENYAKIT PSIKOSOMATIS, sakit yang disebabkan oleh faktor psikis. Di awal-awal buku ini juga tertulis kutipan dari The American College of Family Physicians yang memperkirakan bahwa 90% penyakit disebabkan oleh faktor psikis, bukan organis.
.
–Anita Mengalami Eksim Karena Stress–
Sebut saja namanya Anita, datang terapi ke Pak Adi karena punya kebiasaan OCD. OCD disini bukan OCD diet, bukan pula OCD ‘ono camilan dipangan’ ?. OCD dalam kasus Anita adalah Obessive compulsive disorder, atau kebiasaan cuci tangan berkali-kali. Anita punya kebiasaan mencuci tangan berkali-kali menggunakan beberapa macam sabun. Saya langsung teringat kepada seorang teman yang pernah punya kebiasaan membasuh tangannya berkali-kali saat wudhu. Pernah saya temui orang yang ketika mengawali wudhu cuci tangan diulang-ulang dan ketika sudah sampai tahap membasuh muka tiba-tiba kembali mengulang dari awal dengan cuci tangan lagi, ini dilakukan hingga 3 kali.
Anita adalah wanita berusia 32 tahun, sudah menikah dan dikaruniai 1 orang anak berusia 3 tahun. Anita tinggal serumah dengan Ibunya. Sebenarnya Anita sudah punya rumah sendiri, namun karena pertimbangan lokasi rumah di perumahan baru yang masih sepi, dan juga Karena suaminya seorang sales yang sering keluar kota, akhirnya Anita memutuskan tinggal dirumah ibunya.
Pertama kali datang terapi, Anita terlihat kusam wajahnya, berjerawat, dan sangat nampak tidak merawat dirinya. Di lengannya banyak bercak merah, yang ternyata adalah eksem. Anita sudah ke dokter, namun eksemnya selalu kambuh ketika dia stress atau dalam tekanan mental tinggi.
Lalu bagaimana cerita selanjutnya?
Ternyata semua berawal dari Ibunya. Selama ini Ibunya sering menghina dan memarahi dengan kata-kata kasar. Ibunya sering membandingkan Anita dengan adiknya yang dikatakan lebih mandiri, lebih cantik, lebih kaya, lebih segalanya dibandingkan Anita. Anita dituntut untuk bekerja agar bisa menghasilkan uang, jangan hanya menggantungkan hidup pada suami, namun kondisi anaknya yang masih kecil hal itu tidak bisa dilakukan Anita.
Ditambah sikap suaminya yang tidak tegas terhadap mertuanya, situasi tersebut membuat Anita semakin stres dan membuat Anita mengalami OCD, cuci tangan berkali-kali. Cuci tangan sampai lima kali dengan lima jenis sabun yang berbeda, dan bisa menghabiskan waktu setengah jam setiap kali cuci tangan.
Anita juga sering mendapat tekanan dari tantenya. Tantenya mengatakan Anita sudah gila dan harus dibawa ke dokter jiwa. Setiap kali anita cuci tangan sering diawasi ibunya dan dihitung berapa kali anita cuci tangan, dan kemudian ibunya mengabari tantenya, tak lama kemudia tantenya menelpon Anita dan memarahinya.
Dalam proses wawancara terapi didapatkan data bahwa Anita curiga dia bukan anak hasil pernikahan Ayah Ibunya, Karena Anita lahir 7 bulan setelah pernikahan ayah ibunya. Anita curiga dia adalah anak ibunya dengan pria lain. Ditambah fakta sejak kecil Ibunya tidak suka pada Anita, pilih kasih dan lebih sayang kepada adiknya.
Singkat cerita, dari proses terapi yang dilakukan terkuaklah 6 peristiwa masa lalu yang menjadi akar masalah :
1. Saat usia kandungan 4 bulan, Ibunya ingin menggugurkannya, namun tidak berhasil (tidak diinginkan)
2. Dan ketika lahir, sepenuh hati ibunya menolak memberikan ASI kepada Anita (tidak di inginkan, tidak dihargai)
3. Usia 5 tahun, Ibunya berjanji membuat perayaan ulang tahun Anita, namun saat hari ulang tahun tiba, ibunya keluar kota dan lupa dengan janjinya kepada Anita.
4. Usia 7 tahun, Anita mendapat hadiah kotak pensilnya dari pamannya. Ternyata adik Anita juga menginginkan kotak pensil itu. Tanpa minta izin kepada Anita, ibunya merebut kotak pensil tersebut dan memberikannya kepada adik Anita. Anita marah dan spontan merebut kotak pensil tersebut. Seketika Anita dihajar oleh Ibunya.
5. Saat kelas 2 SMA Anita mengalami pelecehan seksual. Anita dipaksa berhubungan intim oleh pacarnya. Anita marah, kecewa, sedih, namun tidak ada yang tahu kejadian tersebut, dan ia simpan rapat-rapat emosinya hingga sekarang.
6. Saat mau memilih jurusan kuliah, Anita dipaksa mengambil jurusan Akuntansi oleh ibunya. Padahal dia lebih suka jurusan psikologi dan telah diterima mendaftar.
Setelah melalui 2 sesi terapi yang panjang dan berliku, akhirnya semua akar masalah di masa lalu tersebut bisa diselesaikan, dan juga tentunya masalah dimasa kini terkait stres karena tekanan dari ibu dan tantenya juga berhasil dituntaskan.
Di ujung proses terapi, Pak Adi melakukan progresi membawa Anita ke masa depan. Anita sedang berada dirumah dan mendengarkan ibu dan tantenya ngomel-ngomel dan memarahi Anita. Ternyata respon Anita tenang saja dan malah merasa kasihan kepada mereka. Semakin mereka marah semakin membuat Anita tenang.
Di akhir pertemuan, Pak Adi juga memberikan konseling kepada Anita dan suaminya. Nasehat berharga tentang perencanaan hidup, sikap kepada ortu dan sekitar, pola saling menjaga antara suami istri, dan juga tentang strategi finansial.
Sekitar 2 minggu setelah terapi, Anita mengirimkan kabar melalui email. Kabar baik tentunya. Kondisi Anita sudah benar-benar baik, perihal kebiasaan cuci tangannya sudah hilang sama sekali. Penyakit eksem yang diderita Anita juga lenyap, kukit tangan bagian lengan kembali pulih mulus seperti semula. Perubahan sikap pasca terapi ternyata juga dirasakan oleh ibu dan tantenya. Meski ibunya memaksa Anita untuk tetap tinggal dirumahnya, namun Anita bersikukuh untuk berpisah, dan meilih tinggal dirumahnya sendiri.
SELESAI