Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya, Dengan Menge-Blog-kannya Rumah Inspirasi Toha Zakaria

September 24, 2019

“Mas, Kamu mau ndak Poligami?”

Filed under: Inspirasi Pribadi — Tags: — TOHA @ 2:11 am

Nemu sebuah tulisan..Saya sodorkan ke istri untuk dibaca. Selama membaca Saya amati mimik wajahnya. Tetesan haru terlihat membasahi pipinya. Dan ketika selesai membaca, sesuatu yang memang sudah kuduga pun terjadi..

====================
“Paknda, kamu mau ndak poligami?”
Tak ada angin, tak ada hujan tiba tiba istriku ngasih pertanyaan. Pertanyaan penuh jebakan. Terlihat dari lirikannya dengan senyum senyum.

Ah, maaf istriku, aku tidak sebodoh itu menghadapi pertanyaan begitu. Istri mana sih yang mau mendengar jawaban “mau banget dinda”, bunuh diri itu namanya.

“tak ada niat dinda” jawabku kalem.
“ah, beneran nih? Padahal aku sudah ngasih izin loh” kali ini matanya di kedip kedipin. Aneh sekali.
” betulan?” tanyaku spontan.

Kali ini dia tersenyum lebar. Aku terjebak. Pura pura ketuk ketuk hape dengan salah tingkah.
” iya mas, aku ridho. Tapi dengan syarat kamu hanya boleh nikah dengan temanku. Tenang, masih gadis koq. Ntar kukenalin.”

Duh, gimana ceritanya istriku tiba tiba berubah pikiran? Padahal boro boro mau dipoligami, liat suaminya lagi WA an dg perempuan saja, cemburunya tingkat dewa. Walaupun ku akui, mungkin karena pengaruh tontonannya di youtube. Memang akhir akhir ini dia demen nonton ceramah.

Tapi tak tahulah pengaruh siapa. Yang jelas, dia sedang tinggi semangat belajar agamanya. Tiap sabtu datang ke kajian. Temannya sesama akhwat juga mulai banyak. Sebagai suami, aku hanya bisa mendukungnya. Termasuk keinginannya yang satu itu.

Hingga akhirnya, karena desakannya aku pun pasrah. Menerima keinginannya menjodohkanku dengan temannya sendiri. Hitung itung menerapkan sunnah rosul. Bahkan keluarga besarku belum mengetahui rencana besar ini. Masih dirahasiakan hingga hari H. Semuanya di urus oleh istriku.

Tak tahu mengapa, semua ini bisa terjadi. Selama hampir enam tahun pernikahan kami, semuanya berjalan sesuai relnya. Kami bahkan telah dikaruniai tiga orang anak. Bahkan si bungsu kami baru umur tiga bulan. Kehidupan malam kami juga berjalan normal. Walaupun sesekali ada rasa bosan. Tapi itu wajarlah. Mungkinkah istriku ingin ada penyegaran dalam kehidupan rumah tangganya?

Dan hari H itupun tibalah. Calon madu istriku itu belum pernah aku lihat. Ku percayakan segalanya ke dia. Bahkan uang panaik, pake tabungannya. Keluarga besarku gempar. Banyak yang menyesalkan keputusan ini. Bahkan mertua perempuanku tidak sudi datang ke acara itu…beliau mencak-mencak sumpah serapah. Namun, show must go on. Segalanya telah terlambat. Tak mungkin ada plan B. Bahkan undangan sudah kami sebar kemana mana.

Dengan bergetar, kuucapkan janji ijab qabul itu. Untuk kedua kalinya dalam hidupku. Istri pertama dan anak-anakku duduk dibelakangku. Terdengar isak tangis pelan dari arahnya. Dengan perlahan saya mendekatinya dan mencium tangan dan pipinya. Seraya berbisik di telinganya. “Dinda, saya mohon restumu yah. Semoga keluarga kita tambah kokoh dengan hadirnya adik kamu ini”. Dia hanya mengangguk pelan sambil mengusap hidungnya yang pesek berair.

Kulangkahkan kakiku menuju kamar pengantin. Inilah untuk pertama kalinya saya akan menatapnya. Ku buka pintu kamarnya dengan dada berdegup keras. Dengan perlahan dibawah siluet lampu hias ranjang pengantin ku melihatnya. Masya Allah sangat cantik. Hidungnya mancung dengan pipi tirus yang seimbang. Matanya bulat dihias bulu mata lentik.

Namun ada sedikit keanehan. Kamar pengantin harusnya harum semerbak. Tapi ini koq seperti bau pesing. Makin lama makin bau.

Dan, tiba tiba ada suara keras di telingaku
“woe paknda, bangun! Sudah mau shubuh, sahur. Itu anakmu zizi ngompol, minta wawik. Saya mau ke WC ngising dulu”
===================
Istri pun tertawa berlinang air mata
.
#copas
#fiksigariskeras

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment

Powered by WordPress