Hari minggu di akhir bulan Juni. Pagi ini saya sengaja bermalas-malasan, karena ini hari Minggu. Waktunya meTime bersama keluarga. Selesai dari sholat shubuh di mushola bawah rumah, saya gunakan waktu pagi ini untuk mengecek toko online yang saya rintis. Selanjutnya membaca buku..
Jam di HP menunjukkan pukul 6 lebih 9, kantuk datang tak tertahankan, istri saya lagi “lempit-lempit” di kamar sebelah. Saya hampiri ke kamar,
“Pengen sarapan apa, mak?”, tanyaku.
“Pecel saja, pak. Ada bayam dan kacang, Sambel pecel masih 2” jawab istriku.
Saya bergegas ke kamar kidul, terlihat faiza dan zizi masih terlelap dalam tidurnya. Akhirnya saya tak kuasa untuk menyusul mereka menikmati tidur di minggu pagi di bulan juni. Hp saya matikan, saya cas.
Pukul 8 telah lewat, saya terbangun melihat ke arah jam dinding. Formasi masih tak berubah, saya masih bertiga dengan kedua anak saya. Owh ternyata istri saya tidak ikut menyusul tidur. Mungkin sedang mempersiapkan pecel, pikirku.
Tiba-tiba tanpa ada gangguan apapun anak saya nomer 2 terbangun, langsung nangis. Mamaknya langsung sigap menyusul ke kamar, menenangkan disampingnya. Belum ada 5 menit berlalu, terdengar suara ketok-ketok pintu.
“Tok..tok..tok.. Assalamualaikum”
“Mak, ada yang ketok-ketok pintu. Ada tamu, coba dilihat siapa yang datang”
Istriku bergegas bangun menuju pintu depan. Saya masih leha-leha di dalam kamar.
Tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkan..
“Mas, Pak Prof, Pak Prof, Pak Prof datang”.
Istri tergopoh-gopoh masuk ke kamar memberi laporan.
Duarrrrr… seketika langsung saya meloncat dari kasur. Rasa malas-malasan dari bangun tidur langsung hilang seketika. Saya nyalakan HP, ternyata banyak panggilan masuk.
“Waalaikumsalam, nggih sekedap”, istri menjawab salam.
Jantung berdegup kencang, panik melanda kami berdua, pagi-pagi didatangi Pak Profesor.
“Gimana ini mas, rumah berantakan, mainan anak-anak masih berserakan”
Istri dibantu mbah Iyah membereskan mainan. Saya langsung ke kamar mandi, mandi secepat kilat. Mosok Pak Prof disambut dengan muka “ngrembes”, gara-gara baru bangun tidur.
Beberapa saat kemudian saya langsung bergabung ke ruang tamu. Ternyata Pak Prof tidak sendirian, datang berempat bersama istri, keponakan, dan satu ajudan.
“Nggih niki Prof, Gubuk kami, tepatnya gubuk orang tua kami”, memulai obrolan.
Istri bergegas ke belakang menyiapkan teh hangat pererat silaturohim pagi.
Jika sebelumnya Pak Prof belum begitu mengenal siapa Toha zakaria dan latar depan-belakangnya, maka pagi ini saya memperkenalkan diri lebih dalam.
Obrolan pun mengalir pagi ini. Setelah hampir setengah jam berlalu, akhirnya Pak Prof pamit pulang. Meninggalkan bungkusan dalam plastik yang belum saya ketahui isinya.
Istri segera membuka bingkisan dalam plastik tersebut, isinya apa permirsa?
Isinya paket sarapan nasi pecel. Inilah yang dinamakan mestakung, semesta mendukung.
Terimakasih Prof, atas silaturohimnya..
Terimakasih olahraga paginya, olahraga jantung tepatnya…hehehe
Salam Penuh Berkah