Disebuah dinihari, sabtu awal april 2020. Jam di dapur masih setia berdetak menunjukkan waktu shubuh kurang dari setengah jam lagi. Di dapur saya tidak sendirian, istri menemani santap sahur pagi ini. Rutinitas sahur dua hari sekali.
Sambel menjadi warna kedua dari makanan sahurku pagi ini, dibumbui obrolan dengan istri, ringan namun berat, begitulah kira-kira.
“Mas, nanti njenengan buka dengan apa?”, tanya istri.
“Ndak usah kawatir, mak.. nanti juga ada rezeki datang”, mencoba menyemangati.
“Yang penting untuk sampeyan & anak-anak, aman”. Aku menambahi.
“Mas, nanti njenengan mendampingi Pak Prof, pakai sepatu siapa?, kan ndak punya sepatu. Masa pakai sendal?”.
Deg…pikiran dan perasaanku langsung menuju acara penting nanti siang di gedung biru pinggir “kalen duwur”.
Nanti siang sekitar pukul 9.30 saya akan mendampingi Pak Prof (more…)