Jum’at Malam Saya bergegas pamit dari ‘Arisan di rumah teman Barehan.
Pukul 21.30 masih kurang, masih ada Satu jam untuk berkemas dan menutup dengan keceriaan momen sebelum tidur anak-anak.
22.15 Saya sudah berdiri di pinggir jalan tentara Pelajar untuk menunggu bis menuju Kota Pahlawan. Saya ndak sempet beli tiket. Semoga saja nanti masih dapat tempat duduk.
Setengah 11 lebih bis baru datang. Lambaian tangan menghentikan laju bis tepat di depan.
Wah wah…ternyata penumpang penuh. Sudah banyak yang berdiri. Oh iya iya ini kan weekend, pasti banyak perantauan di pacitan yang hendak bertemu sanak family di Surabaya dan sekitar.
Tak ada pilihan lain selain berdiri dengan tangan menggelantung. Mengingat fisik lagi ngedrop (berjarak tipis dari Jatuh sakit), Saya hampir menyerah saat bis melaju belum genap 10 km. Apa iya Saya mampu terus berdiri hingga 6 jam sampai Surabaya, atau paling manis hingga jombang-mojokerto Saat banyak penumpang turun.
Saat melewati Pasar Arjosari, hampir saja Saya putuskan untuk menyerah dan turun dari bis dan kembali pulang atau yang terdekat ke rumah mertua di gayuhan. Namun mengingat kembali niat awal untuk belajar meneguk ilmu kehidupan dari Guru yang luar biasa, Pak Adi W Gunawan (mengenal pertama tahun 2007 melalui Bukunya Hypnoterapi), Akhirnya si ‘penyerah’ berhasil Saya taklukkan.
Pukul 8 kurang Saya sudah tiba di Sekolah Anugerah Pekerti yang berada di Jalan Dinoyo-Surabaya. Acara dimulai pukul 9, namun diskusi dan sharing dari Pak Adi sudah dimulai sebelum setengah 9. Banyak update perihal ilmu pikiran yang Saya dapatkan dari Pak Adi. Perihal THT, tentang healing, kasus-kasus terapi yang beliau tangani, hingga cerita saat beliau belajar ke Luar Negeri pada seorang guru terkait penyembuhan fisik. Beliau bercerita bagaimana Guru di Luar Negeri tersebut memperbaiki (menyembuhkan) salah tulang yang sudah berlangsung puluhan tahun hanya beberapa menit tanpa sentuhan. Bahkan saat di Kelas, Pak Adi mempraktekkan Pada salah seorang peserta (Paling depan, nomer 2 dari kiri) yang juga ada keluhan sakit pada tulang bawah.
Banyak detail perihal teknik terapi THT (The Heart Technique) yang Saya dapatkan dari pelatihan ini yang tidak Saya dapati di Buku THT yang Saya peroleh November tahun lalu.
Juga disertai demo terapi kepada peserta. Ada yang pobia tikus, pobia ular, bahkan ada yang pobia suami…hahaha tepatnya kata-kata suami.
Pukul 5 sore Saya sudah di Terminal Bungurasih untuk kembali ke Pacitan. Banyak cerita dan ilmu yang terus berputar untuk dibagikan, minimal dibagikan kepada Istri dirumah 🙂 .
Terimakasih banyak Pak Adi atas Ilmu luar biasa yang sudah ditularkan hari ini. Semoga tahun ini saya bisa ikut kelasnya Pak Adi, QLT & SECH Aamiin 🙂 .