Minggu sore dibulan Agustus, 1 jam telah lewat melepas waktu ashar. Tanding futsal telah dimulai. Kali ini terlihat mencolok banget perbedaan usia antara kedua Tim. Tim A vs Tm B. Tim A di isi oleh bapak-bapak yang telah mulai ada tumbuh uban, yang kalah gesit dibandingkan Tim B yang diisi anak muda lahiran tahun 80 an, bahkan ada 90 an.
Secara umur, jelas jomplang bedanya. Tim tua vs Tim muda. Secara skill? Ya tidak beda² amat antar keduanya, berimbanglah.. meski secara kasat, tim muda (B) unggul sedikit diatas Tim A.
Namun ternyata fakta di lapangan berbicara lain. Seperempat jam berjalan, sungguh tak terduga skor yang tercipta. Tim bapak-bapak unggul 11 – 0. Woow ada apa gerangan. Menarik untuk ditelisik.
Apakah tim B kurang skill?, tidak. tidak bisa nendang bola?, tidak. Kurang lihai gocek bola? Gak juga, bahkan lebih baik dari tim A. Tapi mengapa skor begitu mencolok selisihnya? Bahkan Tim A sudah 11 Goal, Tim B belum pecah endog. Wajarnya sih Tim B bisa unggul, kalaupun kalah ya selisih satu dua tiga goal masih bisa diterima. Namun ini hingga 11-0.
Teringat Rumus sukses yang pernah disampaikan oleh Pak Adi w Gunawan, baik di buku maupun seminar/ workshop. Ada dua variabel sukses/ Goal/ tercapainya impian.
Rumusnya : BE X DO = HAVE.
BE dikali DO = Goal
BE dikali DO = Sukses
BE punya koefisien kali lebih besar daripada DO.
Apa itu BE?
Apa itu DO?
BE adalah variabel tak terlihat/ non teknis,
Sedangkan DO adalah variabel terlihat/ teknis.
Saya ulang lagi, BE punya KOEFISIEN KALI lebih besar.. demikian penjelasan dari Pak Adi.
DO adalah area teknis seperti misal : Skill, bisnis, marketing, produk, karir/pekerjaan, strategi, dan sebagainya. Kalau dalam cerita futsal diatas, DO adalah skill gocek bola.
sedangkan BE adalah area tak terlihat perihal kapasitas diri, yang mana sangat komplek sebenarnya perihal BE ini. Sedikit diantaranya adalah : mindset, ketenangan, mental blok, emosional blok, tentang power vs force, ranjau diri, titik sakral diri, dan masih banyak lagi variabel dari BE ini.
Artinya
jika (a). BE 1 X DO 1 = hasilnya 1
jika (b.) BE 1 X DO 10 = hasilnya 10
Jika (c ) BE 10 X DO 1 = hasilnya 10
A. adalah contoh untuk yang variabel nilai diri rendah (Be), berpadu dengan action yang juga sekedarnya (Do). Sulit untuk mencetak goal.
B. adalah contoh untuk yang nilai dirinya rendah, actionnya kuat. ini bisa menggambarkan tentang orang yang kerja keras, banting tulang untuk mencapai hasil maksimal. Hasil bisa jadi akan banyak tercapai, namun dengan kerja keras, peras keringat (masive action).Dalam poin B ini Kalau ingin hasil yang lebih banyak, maka DO nya ditingkatkan, skillnya/kehalian ditingkatkan, kerjanya ditingkatan.
Lari lebih cepat, Tendangan keras, lebih ngotot, dengan tujuan mencetak goal.
C. adalah contoh untuk kapasitas non teknis bernilai bagus, namun action/ skill biasa-biasa saja. Masih mungkin untuk bisa mendapatkan hasil bagus (goal).
D. Masih bisa lagi sebenarnya ditulis variabel kasus dari rumus diatas, sementara cukup sampai C saja.
Maka, dalam cerita futsal diatas, skill saja tidak cukup, tendangan keras super bukan jaminan akan tercipta goal. Skill bagus, tendangan kenceng, eeh pas nendang sering ‘njengat’/ mlenceng. Sekalinya tidak mlenceng, eh bentur tiang gawang atau bahkan teman sendiri. Wah jadi teringat salah satu penyerang Chelsea yang musim lalu didatangkan dari salah satu klub bola Jerman. Di klub sebelumnya (Leipizig) begitu moncer, lihai mencetak goal, karena itulah dia kemudian dipinang Chelsea. Namun ketika pindah ke chelsea ketajaman di depan gawang jadi hilang. Berkali-kali berhadapan satu lawan satu dengan kiper namun gagal mencetak goal, bahkan pernah tinggal berhadapan dengan gawang kosong namun masih gagal.
Kalau ditarik lebih luas dalam kehidupan, ketika BE belum dibenahi, maka mau gonta ganti bisnis sebanyak apapun ya hasilnya akan sama. Ketika BE masih rendah, mau niru persis/plek (produk, strategi) jualan yang dilakukan teman yang sudah berhasil, maka hasilnya akan sulit berhasil.
Perkara BE adalah perihal yang sangat luas, yang tidak akan ada habisnya untuk dipelajari. Memperbaiki BE adalah skill sepanjang hayat.
Dalam beberapa tahun terakhir saya fokus mempelajari, mengasah, memperbaiki, dan merumuskan perihal BE ini. Juga sudah pernah saya bagikan gratis kepada banyak teman dan kerabat dekat. Meskipun pernah beberapa kali disepelekan, pernah beberapa kali ketika saya menawarkan untuk sharing tentang BE ini dicuekin, karena memang terlihat tidak menarik. Inilah resiko dari ilmu gratisan, meskipun dalam mendapatkannya telah banyak memakan biaya yang tidak sedikit. Olehkarenanya sekarang tidak lagi saya membagikan gratis, harus ada pertukaran energi untuk menghargai sebuah ilmu. Sebuah pancang komitmen keseriusan.
Wallahualam
Salam
Toha zakaria